14

608 71 2
                                    

Suara dentuman bola voli terdengar di gymnasium sekolah.

Yuki berlatih sendirian hingga larut malam setelah kekalahannya di Interhigh dua hari lalu.

Terlihat tubuhnya yang sudah kelelahan namun ia tetap melanjutkan latihannya.

Pintu gymnasium terbuka dan terlihat Akaashi disana. ia menghela nafas melihat Yuki yang berlatih keras meskipun tubuhnya kelelahan.

"Yuki, ayo pulang."

Yuki menoleh sebentar dan melanjutkan latihan serve nya. "Untuk apa Nii-san kesini?"

"Untuk menjemputmu. aku khawatir karena kamu pasti akan menyiksa diri setelah kekalahanmu di Interhigh"

Akaashi sangat tau kebiasaan buruk yang adiknya lakukan jika kalah. ia akan terus berlatih hingga berlarut larut dan menyiksa dirinya sampai berhari hari.

"Aku kalah karena aku tak cukup kuat. aku harus terus berlatih agar tak ada yang bisa mengalahkan ku" ucap Yuki disela sela serve nya.

Akaashi geram dengan adiknya yang keras kepala. ia pun berjalan mendekatinya dan memegang kedua bahu Yuki menghadapnya.

"Kenapa kamu selalu berkata 'aku, aku dan aku'!?"

"Kamu tidak bertarung sendirian Yuki! ada lima orang didalam lapangan yang siap membantumu!"

"Dengan mereka kamu bisa menjadi kuat!"

Yuki tertegun. baru kali ini Akaashi semarah ini padanya.

"Sekarang kamu mengerti kan?"

Yuki mengangguk. ia bahkan hampir melupakan kehadiran teman temannya jika kakaknya tidak mengingatkan nya.

"Bagus, ayo pulang" tarik Akaashi membawa Yuki keluar dari gym.
.
.
.
.
.
.

Sesampainya dirumah Yuki langsung ambruk ke sofa. ia lelah sekali.

"Yuki! makanlah dulu" ucap Akaashi sambil menyiapkan makan malam.

"Ya Nii-san!" Yuki pun kembali bangun dan berjalan menuju meja makan.

Akaashi dan Yuki makan dengan damai.

"Ohya, Nii-san. selamat sudah memenangkan juara kedua Interhigh"

"Arigatou, kau juga sudah mengatakan itu kemarin.."

"Eh? benarkah? astaga aku lupa" balas Yuki diakhiri tawa.

"Bagaimana hubunganmu dengan Osamu?"

"Baik baik saja. kami hanya saling mengirimi kabar setelah kepulangan dari Interhigh"

Yuki dan Osamu sama sama belum bertemu selain saling mengirimi kabar lewat ponsel.

{❄❄❄}

Osamu dan Yuki akhirnya bertemu setelah dua hari mereka tidak bisa bertemu karena terbayang dengan kekalahan di Interhigh.

Mereka sedang makan ditempat yang dulu pernah mereka kunjungi.

Osamu maupun Yuki sama sama menikmati makanan itu. lalu kemudian mereka memutuskan untuk berjalan jalan mencari hal menarik.

Mereka sampai di taman yang sekarang sudah terselimuti salju tebal.

"Osa–eh!? Osamu?" Yuki mencoba untuk tenang saat melihat Osamu yang tiba tiba menghilang. dia tidak mungkin bisa menghilang seperti hantu kan?

DUG!

Tiba tiba sebuah bola salju mengenai pundaknya. saat berbalik, ia menangkap basah Osamu yang sedang membentuk bola salju lagi ditangannya. lalu saat Osamu ingin melempar, kedua matanya bertemu.

Osamu menjulurkan lidahnya pada Yuki. lalu melemparkan lagi bola salju itu.

DUG

"Hahaha kena!"

Tidak terima, Yuki segera mengambil bola salju dari bawah lalu melemparnya ke arah Osamu. sial, bola saljunya tidak mengenai Osamu.

Osamu langsung tertawa karena Yuki gagal mengenainya hingga akhirnya ia tidak sadar kalau ada bola salju lagi yang terlempar ke tubuhnya.

"Aduh."

Sekarang giliran Yuki yang tertawa.

Osamu tidak ingin kalah, ia segera mengambil salju yang banyak lalu melemparkannya pada Yuki.

"Oi!" Yuki tidak terima terus menerus dilempari bola salju, dia juga mulai membalasnya dengan hal yang sama. mereka mulai berlarian sambil melempar salju ke arah satu sama lain.

"Yuki, awas kepeleset!"

Baru saja Osamu memperingati, kaki Yuki kehilangan keseimbangan–tapi, ia merasa aneh- kenapa tidak sakit? ia kan akan jatuh. saat membuka mata ia melihat Osamu yang sudah menangkapnya.

Mata mereka saling menatap satu sama lain. tangan kiri Osamu memegang pinggang Yuki sedangkan tangan kanannya menangkap tubuh bagian atas.

"Hati hati." ucap Osamu memecah keheningan. Yuki yang sadar posisi mereka langsung merona merah. ia kembali berdiri tegak.

Osamu tertawa kecil saat melihat wajah Yuki yang merona.

"Snowman?" tanya Osamu, lalu Yuki mengangguk antusias.

Mereka mulai membuat snowman mereka sendiri. menggulung salju yang besar dibagian bawah, setengahnya ditengah, dan bagian kecil untuk kepalanya. mereka menggunakan ranting pohon sebagai tangan, batu batu kecil sebagai mulut dan mata.

Mereka tertawa melihat snowman buatan mereka sendiri.

"Foto?" tanya Yuki, Osamu mengangguk dan mengeluarkan ponselnya. mereka meminta orang lain yang lewat untuk memotret mereka dengan snowman bikinannya.
.
.
.
.
.

Setelah bersenang senang dengan bola salju dan snowman, mereka berada di bukit saat ini–bukit yang memang sering mereka berdua kunjungi.

"Aku sangat senang, terima kasih Osamu"

Osamu tersenyum lalu kemudian memeluk gadis yang sangat dicintainya ini.

Dalam pelukan itu Yuki merasakan kehangatan yang Osamu berikan.

"Aku bersyukur bisa bertemu denganmu di musim dingin ini" ucap Yuki.

"Hei seharusnya aku yang mengatakan itu" saut Osamu.

"Aku bersyukur bisa bertemu gadis seperti mu di musim dingin. kamu memberikan begitu banyak perasaan yang tak pernah kurasakan sebelumnya" lanjutnya.

"Hee~ benarkah?" ucap Yuki dengan nada menggodanya.

Osamu melepaskan pelukan mereka dan beralih menatap Yuki lekat lekat.

Tangannya berjalan menyentuh tengkuk sang gadis. membuat jarak antara mereka semakin terkikis. "Kamu tau? kamu adalah cinta pertama sekaligus terakhir ku."

Dan yang terjadi selanjutnya adalah ciuman hangat dan penuh cinta ditengah tengah dinginnya salju.

END.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Aku mau ngucapin banyak terima kasih buat kalian yang tetap setiap vote cerita perdana aku tentang Osamu ini.

Aku bener bener makasih buat kalian...

BIG THANKS, BIG LOVE! ❤

WINTER || miya osamu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang