12

315 55 3
                                    

Hari pertama babak penyisihan Interhigh akan terjadi dua pertandingan dalam sehari.

Dan itu berlalu dengan cepat.

Yuki dan timnya berhasil lolos ke babak 2 penyisihan begitupun dengan Nekoma.

Mereka pun diberikan waktu istirahat yang panjang dan Yuki memanfaatkannya untuk melihat Aksashi bertanding.

Saat Yuki datang kelapangan ternyata ada Hinata dan temannya.

"Hinata!"

"Eh Yuki-san!"

"Bagaimana pertandinganmu?"

"Kami sudah selesai bertanding dan lolos ke babak 2"

"Waah, hebat sekali!"

"I-Iya Yuki-san t-terima kasih" ucap Hinata dengan gugup. ia gugup dipuji oleh gadis cantik seperti Yuki.

"Panggil aku Yuki. hanya Yuki, oke?"

Hinata mengangguk mengerti. "Kalau begitu kau juga boleh memanggilku 'Shoyo' "

Yuki sedikit terkejut dengan ucapan hinata. tapi kemudian Yuki mengangguk setuju.
toh hanya nama, pikirnya.

"Bagaimana pertandingamu?" tanya Hinata balik.

"Kami juga lolos ke babak 2 hehe"

"Hebat sekali! tapi aku sudah menduganya sih soalnya kau ini kan adiknya Bokuto-san!"

Yuki ingin tertawa mendengar Hinata mengucapkan itu dengan polosnya. astaga dia benar benar mempercayai ucapan Bokuto lagipula dia tak bisa melihat kalau wajah kami saja berbeda?.

Sementara didalam lapangan Bokuto tiba tiba saja memasang wajah bete nya yang membuat mereka terkejut dan kebingungan bahkan Akaashi saja sampai tak bisa mengeluarkan kata kata.

"Cepat sekali!" gumam Yuki saat melihat ekspresi Bokuto yang sudah bete. ya, bahkan kata kata yang Yuki ucapkan sama persis dengan para anggota.

Padahal hari ini pukulannya belum terblokir lawan, dan seharusnya tak ada satupun permainannya yang buruk.
Penyebabnya apa?, ucap Akaashi dalam hati sambil menatap lekat lekat sang Ace.

Lalu Konoha menepuk pundak Bokuto. "Hei, ada apa? yang semangat dong"

"Aku juga..."

"Aku juga ingin bermain dilapangan utama!"

Semua pemain menatap terkejut tak menduga duga. bahkan satu garis cahaya terlihat disekitar Akaashi.

Ini dia, kelemahan no 6 Bokuto-san...

...dia ingin terlihat mencolok!

Dengan wajah bete dan mode-nya Bokuto berbicara dengan nada merengek. "Lapangan utama lebih besar!"

"Dan penontonnya juga banyak, tau!"

"Nggak adil!"

Tak!

Bokuto pun terkena pukulan menyakitkan dari pelatih.

"Bisa bisanya hal konyol ini mempengaruhi permainan mu"

"Lagipula dari kemarin sudah diberitahukan?"

"Bagaimana bisa kau membiarkan lapangan menentukan permainan mu"

Bokuto hanya tertunduk kesal mendengar ceramahan panjang dari sang pelatih.

Pertandingan kembali dimulai tapi kali ini Akaashi tak memberi bolanya pada Bokuto dan membiarkan anggota Timnya yang mencetak angka. Yuki yang melihatnya jelas tau dan ini memang keputusan terbaik mengingat saat ini Bokuto sedang dalam mode-nya.

WINTER || miya osamu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang