WINTER || miya osamu.

02

Udara dingin. gelapnya malam. semakin terasa lengkap dengan aura mengerikan dari sekitar remaja berjaket merah itu. ia berjalan dengan tatapan tajam yang menusuk tanpa peduli dengan orang orang yang sedari tadi menatapnya takut.

Ia sungguh kesal pada dirinya yang tidak bermain bagus hari ini. semua spike nya nyaris tak mencetak angka bahkan beberapa set-up yang diberikan Atsumu sempat tak terpukul olehnya. ini memang salahnya, ini salahnya yang tak bermain bagus hari ini.

Remaja berambut kelabu itu terlalu hanyut dalam kekesalannya hingga tak menyadari kalau ia baru saja melewati gadis yang sedari tadi berdiri disamping jalan untuk menyapanya.

"Hei"

Sapaan singkat itu berhasil menghentikan langkah dari remaja beraura mengerikan ini.

Suara ini. ah, Osamu tau pemilik suara tegas dan khas ini. Yuki, pasti gadis itu. tak ada yang memiliki suara tegas dan lantang -bukan melengking- tanpa keraguan seperti dia tapi meski begitu suaranya tetaplah indah untuk didengar. ia pun berbalik dan melihat Yuki yang berdiri menghadapnya. gadis itu menatapnya penuh kehangatan sementara yang ditatap hanya diam.

Yuki jelas tau aura mengerikan yang terpancar sepanjang jalan dari Osamu.

Gadis itu berjalan mendekat kearahnya, menggenggam tangan Osamu dan menuntunnya berjalan. ia berjalan didepannya dengan tangan mereka yang saling bertautan sementara Osamu mengikuti dari belakang tanpa banyak berucap. Osamu memang tak mengerti maksud gadis didepannya ini tapi genggaman tangannya seolah olah menariknya keluar dari rasa tenggelam akan kekesalannya

Karena setelahnya aura mengerikan itu menghilang dan tak terlihat lagi.

{❄❄❄}

Yuki membawa Osamu ke sebuah bukit. memandang luas kedepan dengan ditemani beberapa tumpuk salju disekitar.

Saat dalam keheningan ponsel Osamu bergetar.

Nomor tak dikenal
calling...

Ah, dia tau siapa dibalik nomor ini.

"Oi! Samu
Kau dimana sialan!"

"Aku sudah didepan rumah.
cepatlah pulang!"

"Tidak mau. memangnya kau ini ibuku ya?"

"Hah?! aku saudaramu bego!"

"Aku anak tunggal."

"Oi!"

"Ku matikan ya. kau me—"

"Tunggu dulu bodoh!"

"Apa?!"

"Aku tidak tau kau dimana tapi aku sudah didepan rumah!"

"Cepatlah kesini bego!"

"Hah?!"

"Memangnya apa hubungannya denganku?! tnggal masuk saja sendiri, ko repot repot"

"Bukan itu masalahnya!"

"Terus?"

"KUNCINYA ADA DI KAU SAMU!"

"AKU TIDAK BISA MASUK!"

"DASAR SIALAN!"

"Oh"

Jleb.

╥﹏╥

"Jangan malah 'oh' saja!"

"Aku sudah cukup malu berdiri didepan rumah layaknya orang dungu!"