04

461 87 5
                                    

Semuanya berjalan seperti biasa. bahkan salju pun masih turun seperti biasa tapi remaja berambut kelabu ini terlihat gelisah.

Bagaimana tidak? ia sudah tiga hari tidak bertemu dengan kekasihnya--eh ralat maksudnya calon kekasihnya dan itu membuatnya gelisah. ia ingin menelpon atau mengirimi pesan pada gadis itu tapi ia lupa tak meminta nomor ponselnya. jujur saja untuk sesaat ia merasa ponselnya ini tak berguna.

Tapi jika dipikirkan kembali Osamu baru sadar kalau dirinya sama sekali tak tau apa apa mengenai Yuki. Osamu tak tau dimana gadis itu tinggal, dimana sekolahnya dan hal apa saja yang ia sukai. sementara Yuki? gadis itu hampir mengetahui semua hal tentang dirinya dari mulutnya sendiri.

Yuki tak pernah mengatakan apapun tentang dirinya jika Osamu tak bertanya dan lagi setiap mereka bertemu Yuki selalu memakai baju dan celana biasa ia tak pernah melihat Yuki memakai seragam sekolah.

Osamu sungguh bodoh.

"Oi Samu, cepat kerjakan tugasmu! aku ingin menyontek"

Osamu menatap sinis Atsumu disampingnya. "Tidak usah memerintah. aku bukan babu mu"

"Apa apaan itu! kau tidak tau balas budi ya?!"

"Hah?!"

"Ko 'hah'!. kemarin kau tiba tiba saja mengambil buku ku dan menyalin semua jawabanku yang sudah ku kerjakan susah payah"

"Cih, susah payah apanya? jawabanmu juga hasil menyontek dari Gin"

"Ya memang! tapi tetap saja aku sudah susah payah meminjam buku Gin lalu menulisnya kembali pada buku ku"

"Kau seharusnya membalas budi karena sudah kuberi contek kemarin"

Osamu hanya acuh membiarkan Atsumu yang mengoceh dengan berisik.

"Oi! kau mendengar ku tidak!"

"Tidak."

Atsumu menghela nafas. "Kau ini punya beban hidup apasih? kenapa menjengkelkan sekali melihatmu seperti mayat hidup dari kemarin"

"Hah?!"

"Dari kemarin kerjaanmu hanya melamun dan melihat keluar jendela. bahkan tugas pun sampai lupa mengerjakan"

"Tolong lah Samu. aku tidak tahan dengan sikapmu yang macam mayat hidup begini kalau bosan hidup, mati saja sana!"

PLETAK!

"Memangnya kau siapa menyuruhku mati begitu!"

"Hoi!"

"Siapa ya? saya tidak kenal anda."

"Kurang ajar Samu!"

BUGH!

Balasan maut dari Atsumu berhasil mengenai wajah Osamu tepat sasaran. baru saja Osamu ingin membalasnya tapi sensei sudah masuk kedalam kelas terpaksa perkelahian mereka ditunda sampai pulang sekolah.

Osamu segera beralih pada bukunya yang belum ia isi. tanpa babibu ia langsung menyambar buku Atsumu dan membuka halaman jawaban. tapi bukan jawaban yang ia temukan melainkan hanya kertas berisikan soal soal saja.

"Jawabannya mana?"

"Belum ku isi"

"Dasar tidak berguna" timpal Osamu.

"HAH?!"

BUGH!

Emosi Atsumu pun tersulut
sepertinya perkelahian tadi tidak jadi ditunda.

Osamu yang sedang menyontek dengan tenang dari buku Gin tiba tiba saja terkena bogem menyakitkan dari Atsumu.

BUGH!

Tentu saja akan ia balas.

"YANG DIBELAKANG KALAU TIDAK BISA DIAM AKAN DIHUKUM MENGEPEL LANTAI YA!" sebuah suara dari depan mengintrupsi dan secara ajaib Miya bersaudara ini kembali pada posisi duduknya.

Memberi ancaman hukum membersihkan lantai sepertinya memang akurat terhadap Miya bersaudara ini apalagi jika yang mengawasi mereka adalah seorang maniak kebersihan, siapa lagi kalau bukan sang kapten voli. bisa dijamin mereka berdua takkan bisa berkutik selama masa hukuman.

{❄❄❄}

Para pemain klub voli mulai berdatangan. hari ini tak hanya pemain inti saja yang berlatih tapi juga cadangan dan semua pemainnya ikut berlatih jadi suasana gymnasium cukup ramai dari biasanya.

Mereka melakukan latihan seperti biasa dan pulang saat jadwalnya selesai.

Karena hari ini ia tak akan melakukan latihan malam lagi maka ia akan segera pulang saat jadwalnya pulang.

Setelah berpamit pada para seniornya dan saudaranya yang penuh dosa ia pun keluar dari gym tapi sebelum ia benar benar keluar dari sana Osamu berbalik diambang pintu.

"Oi Tsumu! kunci rumah ada padamu tidak?"

"Hah?! tentu saja tidak ada bodoh. kan sudah ku berikan padamu"

"Oh begitu, yasudah berarti ada di aku"

Atsumu hanya memandang jijik pada saudaranya yang sangat tidak jelas itu.

"Kunci rumah? memangnya orang tua kalian kemana?" Gin.

"Mereka sedang tidak ada dirumah. ada urusan" Atsumu.

"Urusan? oh, kerjaan ya?" Gin.

"Bukan. tapi liburan" Osamu.

"Hah?!" Aran.

"Aku juga tak tau kapan mereka perginya. tapi yang ku ingat saat kami pulang sekolah mereka sudah tak ada dirumah" Atsumu.

Lebih menyakitkan mana? ditinggal karena kerjaan atau ditinggal karena liburan? ಥ⌣ಥ

"Menyebalkan memang."

Setelahnya Osamu benar benar pergi menjauh dari gym.

Saat dijalan ia sempat berhenti ditempat makan yang ia kunjungi dengan Yuki beberapa hari yang lalu mungkin saja Yuki berada disana tapi nihil. ia tak ada disana dan itu membuat hatinya sedikit kecewa.

Yuki benar benar seperti menghilang ditelan bumi.

Kemana perginya gadis misterius dengan senyum hangat itu?

To be continue...

WINTER || miya osamu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang