Banyaknya angan masa depan
yang kita rangkai bersama
membuat kita menjadi bahagia.
Karena terlalu berbahagia hingga
lupa bahwa kebahagiaan itu
bisa terenggut kapan saja.
Hingga hanya menyisakan
kesunyian yang menghanyutkan.***
"Kalian benar-benar akan menikah?"
Johnny menghentikan kegiatannya yang hendak menyeruput minumannya dan beralih menatap dua orang di hadapannya secara bergantian. Sementara Sooyoung mengangguk bersemangat seraya merangkul bahu Sehun.
"Kami sudah membicarakannya dengan para orang tua."
"Tapi apa kalian yakin? Menikah itu-"
"Aku tau. Kehidupan baru yang sangat berbeda dengan kehidupan kita. Ada tanggung jawab baru yang harus kami hadapi. Tapi aku tak masalah dengan itu. Selama kami bersama, itu bukanlah sebuah masalah."
Sahut gadis itu percaya diri sementara Sehun hanya tersenyum tipis menanggapi ucapannya.
"Kau akan mendukung kami kan?"
"Tentu saja. Sahabatku akan berbahagia, bagaimana mungkin aku tak mendukungnya? Apapun itu, selamat atas pernikahan kalian. Ah tidak. Kalian kan belum menikah. Intinya selamat karna impian kalian akan segera terwujud."
Ujar lelaki itu yang Sooyoung dan Sehun tanggapi dengan anggukan pelan. Lama keduanya berbincang membicarakan berbagai hal hingga Johnny memutuskan berpisah dari dua orang yang kini tengah di mabuk cinta.
Kini keduanya tengah berjalan menyusuri pinggiran kota dengan bergandengan tangan. Sesekali tertawa ketika melihat hal-hal lucu yang mereka temukan di sekitatnya.
"Sehun, lihatlah. Bunga kosmos kesukaanmu!"
(Cr : Pinterest)
Sooyoung berlari menuju salah satu sudut kota dan berjongkok memandangi sekumpulan bunga berwarna ungu yang tumbuh dengan begitu cantik. Di belakangnya, Sehun berjalan mendekati dengan senyum tipisnya. Lelaki itu turut berjongkok dan memandangi bunga di hadapannya.
"Aku baru tau bunga ini juga tumbuh di bulan April."
"Tentu saja. Ini kan musim semi."
"Aku pikir ia hanya tumbuh di musim gugur."
"Mereka hanya tak tumbuh di musim dingin."
Ujarnya sementara Sooyoung hanya mengangguk mengerti. Lelaki itu kembali tersenyum seraya mengusap pelan puncak kepala sang gadis.
"Ayo pulang. Cuacanya sedikit dingin."
"Em. Kau tak boleh kedinginan."
Sahut gadis itu seraya memakaikan mantel rajut yang sedari tadi ia genggam dan membantu Sehun berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Sky With A Million Hopes [END]
Fanfic{FANFICTION} Di tengah hamparan bunga cosmos yang tumbuh dengan cantik itu, aku berdiri tegak. Mendongakkan kepala, menatap luasnya langit tenang yang memanjakan mata. Ya. Itu adalah langit biru. Langit dengan sejuta harapan yang pernah mengudara.