Ini adalah sebaris cerita.
Mengenai seorang anak laki-laki yang begitu menyukai bunga cosmos.
Sang primadona di musim gugur.***
"Oh Sehun, apa kau tau?"
"Apa?"
"Bumi yang kita pijak itu berbentuk bulat."
Ujar seorang gadis cilik dengan matanya yang besar. Tersenyum menampilkan deretan gigi ompongnya.
"Dari mana kau tau?"
"Ayahku yang mengatakannya padaku. Kau tak percaya pada ayahku?"
"Bukan begitu. Tentu saja aku mempercayai paman. Wah! Bunga cosmos!"
Seru anak laki-laki bernama Sehun itu. Dengan rambut mangkok dan bulu mata lentiknya yang berkedip beberapa kali. Terlihat begitu imut untuk ukuran anak berusia enam tahun.
Ia bangkit dan berjalan ke arah semak-semak dimana di tumbuhi beberapa tangkai bunga cosmos. Berjongkok dan memandanginya dengan tatapan berbinar. Sementara gadis cilik itu masih diam di posisinya. Memperhatikan punggung temannya seraya menopang dagu dengan kedua tangan.
"Sooyoung, apa yang kau lakukan disana? Cepat bawa Sehun masuk. Johnny sudah datang."
Seru seorang wanita paruh baya melambaikan kedua tangannya. Sooyoung, gadis kecil dengan mata berbinar itu pun bangkit dan berjalan mendekati Sehun. Tanpa menunggu lama, ia meraih tangan anak laki-laki itu dan menggenggamnya. Menariknya dengan setengah berlari memasuki rumah di iringi tawa keduanya.
-
"Rowoon, kembalikan padaku!"
Seru Sooyoung sedikit berjinjit. Mencoba meraih gantungan kunci miliknya yang kini berada dalam genggaman lelaki jangkung di hadapannya.
"Tidak mau."
Sahut Rowoon sembari menjulurkan lidahnya dan menggoyang-goyangkan gantungan kunci yang ia genggam. Menertawakan Sooyoung yang tampak kesulitan meraih benda miliknya. Hingga kehadiran dua orang di belakang Sooyoung membuat senyum lelaki itu memudar. Ia berdehem pelan, berusaha menyembunyikan kecanggungannya.
"Kembalikan."
Sebuah suara yang sangat familiar membuat Sooyoung sontak menoleh dengan tatapannya yang berbinar.
"Sehun, Johnny.."
Panggil Sooyoung dengan suaranya yang ia buat selirih mungkin. Terdengar helaan nafas kasar milik Rowoon sebelum lelaki itu melemparkan benda milik Sooyoung kearah gadis itu.
"Ck, tidak seru. Mengapa kau harus membawa bodyguard-mu?"
Ujarnya sebelum berlalu pergi.
"Kau tak apa?"
Tanya Johnny yang kini berjalan menghampiri. Gadis yang ditanyai itu hanya tersenyum dan mengangguk cepat. Memandang kedua sahabatnya bergantian sebelum menggandeng tangan keduanya.
"Ayo kutraktir makan. Ah enaknya hari ini kita makan apa?"
Ujarnya bersemangat sementara baik Sehun maupun Johnny hanya dapat menggeleng-gelengkan kepala dengan senyum manis yang menghiasi wajah keduanya.
-
"Sehun, lihat! Bunga cosmos mulai bermekaran."
Seru Sooyoung dengan es krim di genggamannya. Membuat dua orang yang tampak sibuk dengan game di ponselnya itu pun menghentikan kegiatan mereka.
"Apa sudah musim gugur? Waktu berlalu begitu cepat."
Ujar Johnny memasukkan kembali ponsel ke dalam saku celananya seraya bangkit.
"Kau mau kemana?"
"Aku harus kembali ke sekolah. Aku harus berlatih basket. Sampai jumpa besok."
Sahut lelaki bertubuh bongsor itu sembari melambaikan tangan pada kedua sahabatnya. Setelah kepergian Johnny, Sooyoung mengalihkan pandangannya pada Sehun yang membuat gadis itu menghela nafas pelan begitu menyadari jika sahabatnya itu tengah mengagumi bunga favoritnya.
"Berkencanlah Oh Sehun. Tatapanmu saat ini sungguh begitu romantis. Seperti orang yang sedang jatuh cinta."
"Aku tak tertarik."
Sahut pria itu dengan senyumnya yang kian merekah. Merampas es krim milik Sooyoung dan menyantapnya hingga habis. Membuat gadis itu mendelik. Sementara Sehun kembali tersenyum sembari merebahkan kepalanya di atas paha Sooyoung dan mulai memejamkan mata.
"Beri aku waktu sepuluh menit untuk tidur sebelum kita pulang. Aku tak bisa tidur karena di kelas sangat berisik."
"Ah sebenarnya tujuanmu sekolah itu untuk apa?"
Ujar Sooyoung mendesah pelan sembari mengusap pelan tiap helaian rambut pria dalam pangkuannya.
"Tentu saja untuk menemanimu."
"Apa?"
"Kau sendiri yang memaksa kami untuk selalu bersekolah di tempat yang sama denganmu. Karena kau tak memiliki teman selain aku dan Johnny."
"Ck."
Decak Sooyoung yang kini lebih memilih untuk bungkam. Memandang langit yang tampak begitu cerah dengan semilir angin yang menenangkan. Tak terdengar lagi ocehan milik Sehun yang Sooyoung yakini jika temannya itu telah tertidur kini.
"Sooyoung.."
Namun dugaannya terbukti salah. Nyatanya Sehun tidak bisa tertidur dengan tenang. Sepasang mata yang terpejam itu perlahan membuka. Menatap datar pada pemandangan jalanan kosong di hadapannya. Sementara Sooyoung hanya berdehem pelan menjawab panggilan lelaki itu.
"Minggu depan adalah waktunya."
Ujarnya yang membuat raut wajah gadis itu perlahan berubah menjadi datar. Sehun menghela nafas pelan dan mengubah posisinya menjadi duduk. Menatap dalam pada sepasang manik mata Sooyoung. Membuat gadis itu tertunduk, enggan untuk membalas tatapan pria di hadapannya.
"Bagaimana menurutmu?"
Tanya Sehun yang membuat Sooyoung menggigit bibir bawahnya.
~~~
Gak ada yang komen, gak bakal aku lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Sky With A Million Hopes [END]
Fanfiction{FANFICTION} Di tengah hamparan bunga cosmos yang tumbuh dengan cantik itu, aku berdiri tegak. Mendongakkan kepala, menatap luasnya langit tenang yang memanjakan mata. Ya. Itu adalah langit biru. Langit dengan sejuta harapan yang pernah mengudara.