11

175 38 14
                                    

Rasanya seperti kemarin.
Ketika kita terlahir dan
tumbuh bersama.
Rasanya baru terjadi kemarin.
Ketika pertama kali kita
saling bergandengan.
Rasanya benar-benar kemarin.
Ketika kata dewasa terasa begitu menyeramkan bagi kita yang pada saat itu baru berusia enam tahun.
Aku..
Tak ingin kita menjadi
dewasa dengan begitu cepat.

***

Februari, 2020

"Selamat atas kelulusanmu, Sehun!"

Sooyoung merangkul bahu lelaki itu dan memberinya kecupan singkat kemudia beralih menatap Johnny dan merangkulnya.

"Selamat juga atas kelulusanmu Johnny."

"Kau juga Park Sooyoung."

Sahut keduanya serentak yang dijawab dengan anggukan cepat gadis itu.

"Aku tak ingin pulang cepat hari ini."

"Apa yang ingin kau lakukan?"

"Entah."

"Bagaimana dengan minum alkohol? Kita sudah memasuki usia legal."

Usul dari Johnny membuat lelaki itu mendapat pukulan pelan dari Sooyoung. Ia menggeleng cepat sebagai tanda penolakan.

"Sehun tak boleh minum alkohol."

"Jangan pedulikan aku. Kalian bisa mencobanya jika kalian mau."

"Tidak tidak. Jika kau tak bisa melakukannya, maka aku tak akan melakukannya. Jika aku tak bisa, maka Johnny juga tak bisa."

"Logika macam apa itu?"

Protes Johnny tak terima sementara Sooyoung menjulurkan lidahnya dan terkekeh pelan membuat Sehun yang melihat tingkah dua orang itu hanya bisa tersenyum dan menggeleng heran.

"Aku ingin bergabung dengan kalian. Tapi hari ini tidak bisa."

"Kenapa?"

"Ibu memintaku pulang lebih awal. Paman Kim sedang dalam perjalanan untuk menjemputku."

"Benarkah? Sayang sekali.."

"Kalian bersenang-senanglah tanpaku."

"Aku juga tak bisa hari ini."

"KAU JUGA??"

Pekik gadis itu dengan sepasang matanya yang membulat. Johnny mengangguk pelan dan meraih tas miliknya.

"Ada acara makan bersama anggota timku."

"Ck. Jika begitu aku pergi dengan Row-"

"Aku baru ingat. Ibuku memintaku untuk mengajakmu pulang."

Sehun menyela ucapan Sooyoung membuat gadis itu mengerjapkan mata beberapa kali dengan tatapan bingungnya.

"Aku?"

"Iya kau."

"Memangnya ada apa?"

"Ah.. Itu.. Ibuku bilang ia ingin membuat kue denganmu."

"Kue? Tiba-tiba?"

Johnny tersenyum penuh arti dan mengusap puncak kepala Sooyoung membuatnya mendongak.

"Sebaiknya kau temani bibi saja dari pada pergi ke tempat tak jelas. Mobil jemputan kalian sudah datang. Cepat pergilah."

Lelaki jangkung itu pun berbalik seraya melambaikan tangan dan mulai melangkah pergi. Meninggalkan dua orang yang kini saling memandang. Dengan berdehem pelan, Sehun meraih tangan Sooyoung dan menggenggamnya. Menuntun gadis itu menuju mobil yang telah terparkir tak jauh dari tempat keduanya.

Blue Sky With A Million Hopes [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang