Langit biru dengan beberapa awan putih yang mendampingi,
adalah pemandangan yang
paling ia sukai.
Dan melihat raut wajah tenangnya ketika menikmati hal itu,
adalah anugrah yang
paling aku syukuri.***
Langkah kecil Sooyoung terlihat ragu-ragu berjalan menghampiri seorang wanita dewasa yang terlihat menangis dalam pelukan suaminya. Dengan boneka teddy bear yang ia peluk, gadis kecil itu menelan salivanya sebelum ia kembali melanjutkan langkah.
Tepat di depan pintu ruangan, Sooyoung terhenti. Menoleh kearah celah pintu yang sedikit terbuka. Dengan sepasang mata bulatnya, ia mendapati sosok beberapa orang dokter dan perawat yang tampak sibuk memasang beberapa peralatan medis ke tubuh mungil Sehun. Sementara anak lelaki itu hanya diam tak merespon.
Sooyoung berkedip beberapa kali, mengerucutkan bibir peachnya dengan tatapannya yang berkaca-kaca. Gadis berusia enam tahun itu, walau ia begitu polos namun ia mengerti jika hal yang tak baik sedang temannya alami. Hingga sosok seorang pria berdiri dihadapannya membuat Sooyoung mendongak.
"Paman.."
Panggil gadis mungil itu membuat pria dengan name tag dokter Shim Changmin itu tersenyum tipis dengan tatapannya yang menenangkan.
"Apa yang dilakukan gadis kecilku disini? Ini sudah malam. Bukankah kau harus sekolah?"
"Tapi Sehun.."
"Aku akan meminta perawat Kim untuk mengantarmu pulang."
"Tapi.."
"Sehun akan baik-baik saja. Kau bisa menemuinya besok."
Ujar pria itu seraya menggendong tubuh mungil Sooyoung. Memberi kode pada seorang perawat yang berada tak jauh darinya.
"Janji?"
Tanya Sooyoung sembari mengacungka jari kelingkingnya. Changmin kembali tersenyum kemudian mengecup singkat pipi Sooyoung dan membalas tautan jari gadis itu.
"Janji. Perawat Kim, aku rasa Sooyoung pergi tanpa pamit lagi. Tolong antar keponakanku ini pulang. Ayah dan ibunya pasti mencarinya."
"Baik dokter."
Sahut perawat tersebut sebelum mengambil alih Sooyoung dari gendongan pamannya. Sepasang lengan mungil gadis itu mengalung di leher perawat Kim dengan tatapannya yang tak kunjung terlepas dari ruang rawat tempat Sehun berada.
-
"Bagaimana perasaanmu saat ini? Selama tiga hari di rawat, apa kau mengalami sesak atau keluhan lainnya?"
Tanya Changmin begitu ia memasuki ruangan. Membuat Sehun yang tengah membaca, menutup kembali lembaran buku dalam genggamannya. Lelaki itu tersenyum tipis dan menggeleng pelan seraya melakukan peregangan kecil.
"Aku rasa aku semakin membaik paman."
"Meski begitu, kau tetap tak boleh melakukan kegiatan fisik yang melelahkan. Termasuk berjalan cepat seperti beberapa bulan yang lalu."
Sehun kembali tersenyum dan mengangguk mengiyakan. Changmin mengeluarkan stetoskop miliknya dari dalam saku jas dan mengalungkannya di leher. Membuka kancing kemeja yang Sehun kenakan. Menampilkan bekas jahitan berbentuk vertikal di dada lelaki itu kemudian menempelkan bagian diaphgram stetoskop di dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Sky With A Million Hopes [END]
Fanfic{FANFICTION} Di tengah hamparan bunga cosmos yang tumbuh dengan cantik itu, aku berdiri tegak. Mendongakkan kepala, menatap luasnya langit tenang yang memanjakan mata. Ya. Itu adalah langit biru. Langit dengan sejuta harapan yang pernah mengudara.