"Jangan menangis.."
Ucap Sehun kecil memeluk Sooyoung dengan kedua tangan mungilnya. Mencoba menenangkan gadis yang kini menangis sesenggukan.
"Kau jangan mati. Nanti aku dan Johnny bagaimana?"
Sahut Sooyoung kecil dengan tangisnya yang semakin menjadi. Sementara Johnny hanya terduduk di sudut ruangan. Memperhatikan kedua temannya dengan tatapan sendu.
"Kau tidak boleh mati. Nanti aku main boneka dengan siapa? Johnny tak suka main boneka."
Rengek Sooyoung membalas pelukan Sehun dengan wajahnya yang basah karena air mata. Anak lelaki itu perlahan melepas pelukannya. Dengan tangannya yang terpasang selang infus, ia menghapus air mata di wajah Sooyoung.
"Aku tak akan mati. Karena aku harus menjagamu dari gangguan apapun."
"Janji?"
"Janji!"
"Kalau begitu, buatlah jaminan."
"Jaminan?"
"Kau harus memberiku jaminan agar kau menepati janjimu."
Sahut gadis mungil itu mengusap kasar wajahnya serta mengelap ingus menggunakan selimut yang Sehun kenakan. Sementara anak lelaki itu diam, tampak berpikir hingga ia kembali tersenyum dan merogoh sesuatu dari dalam saku pakaiannya.
"Ini!"
"Cin..cin?"
Gumam Sooyoung begitu Sehun meletakkan benda itu di atas telapak tangannya.
"Aku tak akan mati karena aku akan menikah denganmu."
Ujar Sehun dengan begitu percaya diri sementara Sooyoung mengerjapkan matanya beberapa kali dan beralih menatap Johnny. Meminta penjelasan pada anak lelaki itu. Namun yang ia dapati hanya gelengan pelan darinya.
"Apa itu hal yang bagus?"
"Tentu saja! Ayah dan ibu kita menikah. Karena itulah mereka terus bersama."
Sahutnya percaya diri membuat Sooyoung tersenyum sumringah dan mengangguk bersemangat. Sebuah janji untuk sebuah pernikahan baru saja terucap. Oleh anak berusia enam tahun, di tempat yang tak biasa dan saat yang tak terduga. Walau mereka sendiri belum cukup mengerti akan makna dari sebuah pernikahan itu sendiri.
"Ayo menikah saat kita besar nanti."
"Em!"
Sooyoung mengangguk bersemangat dan tak lama terdengar tawa riang ketiganya.
---
"Oh Sehun, cepat nikahi aku."
"Hah?"
"Oh wow.."
Seru Johnny mendengar penuturan gadis itu yang tersenyum dengan nafasnya yang tak teratur. Memandang Sehun dengan tampang tak berdosanya. Sementara lelaki itu mengerjapkan mata beberapa kali. Mencoba mencerna ajakan singkat temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Sky With A Million Hopes [END]
Fanfic{FANFICTION} Di tengah hamparan bunga cosmos yang tumbuh dengan cantik itu, aku berdiri tegak. Mendongakkan kepala, menatap luasnya langit tenang yang memanjakan mata. Ya. Itu adalah langit biru. Langit dengan sejuta harapan yang pernah mengudara.