Keluarga Baru

846 26 4
                                    

Satu minggu kemudian, tampak Amel sedang menyisir rambutnya di depan cermin. Lalu dia mengikat seluruh rambutnya dengan ikat rambut berwarna kuning dan memakai kaos kuning kesayangannya di padu dengan celana pensil abu-abu yang manis.

"Selesai! Kira-kira Jeong Min oppa akan menjemputku jam berapa, ya?"gumam Amel pada dirinya sendiri.

Tiba-tiba terdengar suara pintu kamar Amel di ketuk. Maka Amel segera membukanya. "Kau tahu headset dan mp3ku?!"bentak Kwang Min tiba-tiba.

"Mana kutahu. Dari kemarin aku beres-beres tidak menemukan benda seperti itu."jawab Amel santai.

"Rapi sekali penampilanmu, mau kemana?"kata Kwang Min kemudian setelah memperhatikan penampilan Amel.

"Bukan urusanmu!"jawab Amel ketus. Ia sebal karena di bentak Kwang Min tadi, lalu di belakang Kwang Min muncul seseorang lagi, yaitu..

"Oppa! Yuk, berangkat!"sapa Amel pada orang itu yang ternyata adalah Jeong Min.

"Yuk!"jawab Jeong Min sambil mengulurkan tangannya. Maka Amel segera meraihnya. Kwang Min hanya bisa bengong melihat mereka. "Aku pergi dulu, ya. Kwang !"tambah Jeong Min. Seketika tangan Kwang Min mengepal seperti sedang meremas sesuatu. Dia gregetan.

Di sebuah pusat perbelanjaan di kota Seoul ...

"Kita ke toko pakaian dulu ya? Aku ingin membeli sesuatu di sana."kata Jeong Min. Amel hanya mengangguk karena ia tidak tahu jika akan di ajak belanja.

"Kok kita ke toko pakaian perempuan?"tanya Amel bingung ketika Jeong Min mengajaknya masuk ke toko pakaian wanita.

"Sudah, ikut saja."jawab Jeong Min sambil tersenyum. Lalu dia segera mengambil beberapa pakaian dari gantungannya.

"Coba pakai baju-baju ini!"pinta Jeong Min sambil menyerahkan setumpuk pakaian pada Amel.

"Disini?"tanya Amel.

"Ya di kamar paslah."jawab Jeong Min. Lalu Amel segera masuk ke kamar pas dan mencoba pakaian-pakaian itu satu persatu. Dan Jeong Min terus mengacunginya jempol setiap Amel berganti pakaian.

Lima puluh menit kemudian, Amel telah selesai mencoba pakaian-pakaian pilihan Jeong Min. "Oppa akan membeli itu semua?"tanya Amel. Jeong Min mengangguk.

"Untuk apa?"tanya Amel lagi.

"Tentu saja untukmu."jawab Jeong Min.

"Aduh, Oppa... tidak perlu! Aku mau jalan-jalan denganmu karena aku mau menemanimu. Bukan minta di belikan ini semua."tolak Amel. Tapi Jeong Min tak menggubrisnya. Ia malah mengeluarkan kartu kreditnya dan menyerahkannya pada kasir.

"Temani aku beli topi, ya?"ajak Jeong Min sesudah membayar baju-baju tadi. Amel hanya diam. Ia sungkan pada Jeong Min.

"Kau marah gara-gara tadi, ya? Iya deh, aku minta maaf. Tapi maksudku kan baik. Masak orang baik di cemberutin?"goda Jeong Min. Amel hanya tersenyum simpul.

Di toko topi...

"Bagus tidak?"tanya Jeong Min pada Amel sambil mengenakan sebuah topi.

"Oppa bagus pakai topi apa saja, kok. Yang paling penting adalah kepercayaan diri saat mengenakannya."jawab Amel. Jeong Min tersenyum.

"Kau ingin topi yang mana? Pilihlah sesuka hati. Aku yang membayarnya."ucap Jeong Min. Amel hanya menggeleng menolak.

Amel mulai bosan menunggu Jeong Min memilih-milih topi. Ia terus menatap jendela dengan raut muka sedih. Ia rindu pada keluarganya.

"Kok murung, sih?"tegur Jeong Min sambil memakaikan topi rajut di kepala Amel.

"Aku merindukan keluargaku."jawab Amel jujur.

Pacar KontrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang