Rintangan demi rintangan

550 18 0
                                    

Keesokan harinya, semua berkumpul untuk bermain voly pantai. Tapi Amel tak mau ikut. "Kenapa Dong Gun? Ayo ikutan. Nanti kau masuk timku."ajak Bora. Amel hanya menggeleng lemas. Wajahnya mulai memucat.

"Kau sakit?"tanya Bora. Amel menggeleng.

"Bora! Cepatlah! Permainannya segera dimulai!"panggil Dong Hyun. Lalu Bora segera meninggalkan Amel dengan perasaan tak tega.

"Lelah juga duduk terus."keluh Amel dalam hati. Lalu ia meraba-raba pasir yang ia duduki. "Hmm~ Pasirnya dingin! Sepertinya enak untuk ditiduri!"setelah berkata begitu, Amel langsung menelengkupkan tubuhnya ke pasir dan tertidur.

Dua jam kemudian, permainan voly pantai telah berakhir. Semua segera menghampiri Amel ketika mengetahui bahwa tubuh Amel terbaring lemas di bawah terik sinar matahari. Young Min yang awalnya cuek pada Amel, malah jadi yang paling khawatir dari semuanya. Ia langsung menggendong Amel ke hotel.

"Sebaiknya, kita segera pulang ke Seoul untuk membawa Amel kerumah sakit."saran Young Min.

"Baiklah, kalau begitu semuanya harap segera mengemas barang-barangnya masing-masing. Lalu untuk barang Dong Gun..."pinta Ji Seon Boyfriend.

"Ah! Biar aku saja!"ucap Bora mengajukan dirinya. Lalu ia segera mengemas barang-barang Amel dan barang-barangnya sendiri.

Sementara saat di mobil wisata, Amel di baringkan di paha Young Min. awalnya, Bora sudah menawari Young Min agar Amel duduk bersamanya. Namun Young Min menolak. Ia sangat khawatir pada Amel. Demamnya begitu tinggi hingga mencapai empat puluh derajat celcius

"Nona Lee Dong Gun terkena penyakit gejala tifus. Dia kelelahan dan pola makannya tidak terjaga dengan baik. Tapi tenang saja. Jika dia mau minum obat dengan teratur dan pola makannya terjaga, dia bisa sembuh dalam waktu seminggu."ucap dokter yang memeriksa Amel di sebuah rumah sakit di Seoul. Semua dapat bernapas lega mendengarnya.

"Dia boleh di bawa pulang, dok?"tanya Young Min.

"Boleh saja. Tapi akan lebih baik jika dia di rawat disini dulu selama tiga hari."jawab dokter.

"Sudah, biar Amel di rawat disini saja. Kalau dibawa pulang, siapa yang akan merawatnya nanti?"saran Dong Hyun.

"Apa kita sudah boleh menjenguknya, dokter?"tanya Bora.

"Ya, silakan."jawab dokter. Lalu Bora dan para personil Boyfriend masuk ke kamar perawatan Amel. Sementara yang lain menunggu di luar.

"Bora, mengapa kau sekarang jadi perhatian pada Amel? Ada angin apa, nih?"goda Min Woo.

"Bukan urusanmu. Sekarang Amel itu sahabatku."jawab Bora ketus.

"Ssh! Diam! Ada orang sakit disini. Jangan berisik!"pinta Young Min. Ia terus menggenggam tangan Amel.

"Mel~ah? Ayo, sadarlah! Aku minta maaf jika kemarin sudah mencuekanmu. Aku patah hati karena kau tolak."bisik Young Min di telinga Amel.

"Hi hi hi... Aku senang. Ternyata Young Min Oppa masih menyayangikku."ucap Amel tiba-tiba.

"Lho, kau sudah sadar?"tanya Young Min, Kwang Min, Min Woo, Jeong Min, Dong Hyun, Hyun Seong, dan Bora serempak.

"Sadar dari apa?"tanya Amel bego.

"Aduh, Amel. Blo'onnya tidak hilang-hilang. Ya dari pingsanlah."jawab Kwang Min.

"Pingsan? Aku tidak pernah pingsan. Kemarin aku hanya tidur."ucap Amel.

"Tidur kok lama sekali?"cibir Kwang Min.

"Itu memang kebiasaanku. Aku pernah seharian tidur tanpa bangun. Sebenarnya aku sudah bangun saat di mobil wisata tadi. Tapi karena timing bangunnya tidak tepat, ya aku teruskan saja tidurnya."jawab Amel.

Pacar KontrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang