Suka?

552 18 1
                                    

Waktu berlalu begitu cepat. Hingga peristiwa pagi itu telah berlalu hingga empat bulan lamanya. Dan tentu saja Amel telah kembali ke Indonesia sejak empat bulan lalu. Ada begitu banyak peristiwa ajaib yang mengisi hidup Amel setahun terakhir ini.

Pagi itu Amel sedang sarapan di kantin bersama teman-temannya. Tiba-tiba meja tempat Amel sarapan bergetar. Ternyata getaran itu berasal dari hp Amel yang berada di atas meja.

"Halo? Siapa, ya?"tanya Amel pada penelepon yang nomornya dirahasiakan.

"Ini aku."jawab penelepon dengan bahasa Indonesia.

"Siapa, sih? Aku nggak kenal."tanya Amel lagi.

"Jaka."jawab penelepon itu.

"Oh, kamu..."ucap Amel.

"Aku sekarang ada di hotel Yusro, lho."ucap Kwang Min memberi tahu.

"Terus?"tanya Amel datar. Kwang Min emosi mendengarnya. Tapi dia teringat peristiwa empat bulan lalu. Sehingga ia tidak jadi memarahi Amel.

"Kamu nggak pingin bikin Raffa cemburu?"tanya Kwang Min.

"Oh... Gimana, ya? Kalau kamu mau, datang aja ke sekolahku nanti siang."jawab Amel datar.

"Jam berapa, chagiyaa?"tanya Kwang Min keceplosan. Dia langsung menarik nafas panjang karena grogi.

"Apa kamu bilang? Chagiyaa?"tanya Amel.

"Iya. Kamu kan pacar (kontrak)ku."jawab Kwang Min setenang mungkin.

"Kamu datang jam tiga aja. Pas aku istirahat."ucap Amel kemudian.

"Okey. Sampai nanti."ucap Kwang Min sembari memutus sambungan telepon.

Tepat pukul tiga sore, murid-murid kelas Sepuluh A berhamburan keluar untuk istirahat. Ada yang ke mushola, pulang sebentar, dan ada juga yang ke kantin. Sedangkan Amel dan kawan-kawannya memutuskan untuk makan mie di kantin Barokah.

Saat Amel dan kawan-kawan sedang menuju kantin, ada seseorang yang memanggil Amel, "Amel~ah!" Amel menoleh dan mendapati Kwang Min sedang melambai pada Amel.

"Itu kan, Jaka!"seru Nunun sambil menunjuk Kwang Min.

"Iya. Sini-sini!"pinta Amel pada Kwang Min. Kwang Min pun berlari menghampiri Amel dan kawan-kawannya. Lalu Amel menggandeng Kwang Min begitu Kwang Min berada di sisinya. Jantung Kwang Min berdegup kencang karena baru kali ini Amel menggandengnya dengan mesra.

"Ihiir! Mesranya!"sorak teman-teman Amel.

"Wajarlah! Kan pasangan!"jawab Amel pura-pura bangga.

"Jaka, mau mie kuah atau mie goreng?"tanya Amel begitu mereka sampai di kantin.

"Mie kuah aja."jawab Kwang Min.

"Bikinin yang lain juga dong..."rayu Imama.

"Lha kok enak?"tolak Amel.

"Masa Jaka doang..."goda Elis.

"Hiiih iya, iya! Mie apa?!"bentak Amel kesal.

"Mie goreng semua! "jawab Imama. Lalu Amel segera pergi ke dapur kantin. Sementara Kwang Min hanya diam dan berpikir. Ia tidak mengerti bahasa mereka.

"Eh, aku boleh tanya sesuatu nggak?"ucap Kwang Min mulai berbicara.

"Apa?"tanya Sufi.

"Janc*k itu artinya apa, sih?"tanya Kwang Min. Sufi melotot mendengarnya. Ia langsung berbalik membelakangi Kwang Min.

"Heh! Gimana, nih?!"tanya Sufi setengah berbisik.

"Apanya?"tanya Elis.

"Jaka tanya artinya janc*k itu apa!"jawab Sufi panik.

Pacar KontrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang