Jarak

588 17 0
                                    

Keesokan lusanya, dorm Boyfriend tampak lengang karena sebagian penghuninya pergi entah kemana. Young Min dan Dong Hyun pergi berbelanja kebutuhan sehari-hari untuk para member Boyfriend. Sementara Jeong Min sedang mengerjakan skipsi di rumah temannya. Hyun Seong pergi ke foodcourt, dan Min Woo ngacir sendiri entah kemana.

Di dorm Boyfriend itu hanya tinggal Amel dan Kwang Min. Kwang Min tampak asyik sendiri menonton DVD pokemon kesukaanya. Sementara Amel gulang-gulingan di lantai. Awalnya Young Min dan Dong Hyun mengajak Amel untuk bersamanya. Tapi Amel menolaknya karena ia sedang puasa. Ia takut dehidrasi seperti saat dua tahun yang lalu. Siang itu memang siang yang sangat panas di kota Seoul. Mungkin ini adalah pengaruh pemanasan global.

Waktu maghrib telah tiba. Amel membuka puasanya dengan secangkir air putih. Ia belum makan apa-apa karena disana tak ada makanan dan bahan untuk membuat makanan. Sampai saat ini member-member Boyfriend yang pergi sejak tadi siang belum pulang juga. Mereka kemana, sih?! Padahal perut Amel sudah keroncongan. Ia tak punya uang sama sekali untuk membeli makanan. Ia hanya punya selembar tiket pesawat untuk keberangkatannya empat hari lagi kembali ke Indonesia. Tiket itu juga ia dapat dari agency Starship secara gratis dan cuma-cuma.

Amel mendekati Kwang Min yang sedang mengutak-atik hpnya. Berharap Kwang Min mau mentraktir yeojachingunya ini. Melihat Amel mendekatinya, Kwang Min hanya menengok sejenak dan kembali berkutat dengan ponselnya. Tampaknya ia sedang asyik SMS-an dengan seseorang.

Karena hanya mendapat respon seperti itu dari Kwang Min, Amel segera masuk ke kamar untuk mengerjakan sholat maghrib dan sekalian dengan sholat isya'. Ia berencana untuk langsung tidur setelah sholat isya'. Amel sangat kecewa dengan sikap acuh Kwang Min. Padahal mereka sudah pacaran sejak sebulan yang lalu. Tapi sikap cuek Kwang Min tetap ada padanya.

'Kruyuuukk...'perut Kwang Min berbunyi nyaring. Kwang Min berhenti menatap layar ponselnya dan ganti menatap perutnya. Ia baru sadar, ia belum makan apa-apa sejak tadi siang. Lalu Kwang Min segera menuju kamar untuk mengambil uang di lemarinya.

Saat Kwang Min membuka pintu kamar, tampak Amel baru selesai melaksanakan sholat isya'. Amel menoleh ke kanan dan ke kiri menyelesaikan sholatnya. Lalu tangannya menengadah di iringi dengan bibirnya yang komat-komit.

"Mian, aku mengganggu chagi. Kau mau menemaniku makan ramen di kedai dekat sini?"ajak Kwang Min yang tiba-tiba sudah berjongkok di samping Amel. Amel sangat senang mendengarnya. Ini yang ia tunggu-tunggu sejak tadi. Kemudian Amel segera melepas dan melipat mukenanya.

"Iya, iya aku mau!"jawab Amel bersemangat setelah melipat mukenanya. Kwang Min tertawa melihat jawaban Amel itu. Wajah Amel sangat lucu ketika memberi jawaban. Seperti ia belum makan satu tahun saja.

"Pakai jaketmu dan kita berangkat!"pinta Kwang Min. Amel menurutinya. Kemudian mereka berangkat ke kedai ramen yang di maksud Kwang Min.

"Bagaimana? Ramennya enak?"tanya Kwang Min di tengah-tengah acara makan malam sederhana mereka.

"Mmm.... Enyak hahet!"jawab Amel dengan mulutnya yang masih mengunyah ramen. Kwang Min tersenyum melihatnya. Ia senang sekali melihat Amel makan dengan lahap.

"Wajar saja kalau enak. Pemilik kedai ini kan orang Jepang asli."celoteh Kwang Min. Tapi Amel tak menghiraukannya karena ia tengah asyik menyeruput kuah ramen.

"Kau tunggu disini dulu, ya! Aku bayar ramennya."ucap Kwang Min sambil berlalu. Ia meninggalkan ponselnya di atas meja. Amel melirik wallpaper Kwang Min. Dan ia sangat terkejut ketika ia melihat foto dirinya yang di jadikan wallpaper. Kwang Min dapat foto itu dari mana, ya? Padahal foto itu hanya ia simpan di netbooknya. Tak ada yang menyimpannya lagi selain netbook semata wayangnya. Apakah Kwang Min mencurinya dari netbook Amel? Ah, tapi itu tak penting bagi Amel. Yang penting sekarang, wallpaper itu jadi bukti kuat bahwa Kwang Min selalu merindukannya.

Pacar KontrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang