• • •
Gue sendirian.
Ngerjain tugas dengan suasana rumah sunyi karena cuma gue yang ada didalamnya. Orang-orang yang biasanya ada dirumah lagi pada pergi untuk menemani Bang Dirga yang dapat undangan interview yang gue nggak tau dimana tempatnya. Yang jelas gue nggak mau ikut, dan nampangin muka gue di tipi.
Gue sebenernya males buat ngerjain tugas. Tapi karena gue bosen dan nggak tau mau ngapain. Jadilah gue memilih untuk ngerjain tugas. Toh nggak ada ruginya, malah gue bakal bebas nanti kalo tugas gue kelar duluan.
Baru aja gue ngebalik lembar buku tulis gue. Bunyi bel dari luar rumah ngebuat gue teralihkan dan akhirnya berdiri untuk berjalan ke arah pintu dengan niat mencari tau siapa orang yang memencet bel rumah. Dan saat gue tau siapa yang dateng, gue segera memasang senyum hangat dan membuka pintu lebar.
"Malem Tante. Ada apa ya? Emak sama yang lain pergi soalnya." ujar gue yang udah memberitahu sebelum Tante Mindy bertanya.
"Iya, Tante tau. Ini Tante mau nyusul Emakmu." ujar Tante Mindy yang membalas senyuman gue yang terlihat sangat cantik walaupun usianya udah menginjak kepala 4.
"Terus ada apa perlu apa Tante?" tanya gue sambil membuat jalan masuk agar Tante Mindy bisa masuk ke dalam rumah.
Namun Tante Mindy menolak dan malah menoleh kebelakang nya. Gue yang penasaran ikut menoleh dan mendapati sosok Daniel dengan baju santai yang tangannya sedang memegang buku yang sama dengan buku yang saat ini gue kerjakan.
Tante Mindy kembali menatap gue. "Tante mau minta tolong sama kamu, Vin. Selama Tante sama Om pergi, Daniel boleh Tante titipin disini? Soalnya kalo dirumah Tante takut dia manggil cewek nggak jelas lagi." ujar Tante itu sambil menggenggam lengan gue.
Gue yang mendengarnya merasa canggung. Tapi hati gue udah mencak-mencak memaki Daniel yang saat ini memasang senyum miring yang entah apa maksudnya.
"Bantu Tante ya Nak Melvin. Nanti pas pulang Tante beliin apapun yang kamu suka. Kamu suka apa?" tawarnya. Gue segera menggeleng menjawabnya.
"Nggak Tante, nggak perlu. Kayak minta tolong sama siapa aja. Udah Tante sama Om berangkat aja. Biar aku yang jagain Daniel dirumah, kalo perlu aku kunci pintunya." ujar gue yang gue akhiri dengan kekehan yang terpaksa.
Tante tersenyum sumringah. Ia terlihat sangat yang kemudian memeluk gue untuk membisikan kata-kata terima kasih yang gue balas dengan anggukan kepala. Setelah itu Tante Mindy melepaskan pelukannya dan memanggil Daniel untuk mendekat.
"Kamu sama Melvin dulu ya, Niel. Jangan kemana-mana." perintah Tante Mindy.
"Got it." sahut Daniel.
"Nanti laporin aja sama Tante kalo Niel nggak bisa dibilangin. Kalo ketahuan berbuat buruk, biar Tante jual motornya." ucap Tante Mindy yang bersuara lembut dan berbeda saat berbicara dengan Daniel tadi.
Gue mengangguk paham dan mengiyakan ucapan Tante Mindy. Setelahnya beliau berbalik dan berjalan menjauh dari pandangan gue sampai akhirnya menghilang saat dirinya masuk ke dalam mobil.
Melihat itu gue pun menghela napas lega.
"Akting lo jago. Sampe bikin nyokap gue bersikap lembut sama elo." celetuk Daniel yang ngebuat gue langsung memandang sinis kearahnya.
"Sirik aja lo anak durhaka!" balas gue yang kemudian berbalik dan mendahuluinya untuk masuk ke dalam rumah.
"Jangan lupa tutup pintunya!" teriak gue yang sebelum akhirnya berbelok menuju tempat gue belajar tadi.
Gue segera mengambil tempat duduk gue sebelumnya dan meraih ponsel sama earphone yang tergeletak diatas meja. Setelahnya gue memutar lagu yang gue suka dan mendengarkannya dengan volume yang besar. Karena gue melakukannya untuk menghindari suara Daniel yang menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and That Fakboy [END]
Ficção AdolescenteIntinya, gue benci sama cowok yang namanya Daniel. Si Fakboy sialan yang hobinya nikung gebetan gue! Anjing kata gue teh! • • •