"Sometimes the heart is deceiving
Can't get out of my head, I need you to save me..."💫💫💫
Suasana di GOR kampus sore ini nampak ramai dengan beberapa anggota klub badminton yang sedang menjalani sesi latihan rutin. Di sana juga ada Miko, Juna, serta Lucas yang sedang sibuk melatih junior-juniornya di klub.
"Stop dulu," ujar Miko yang tadi berdiri di sisi lapangan. Dia menghampiri seorang perempuan dengan jersey putih yang kini menatapnya. "Coba diulang lagi servisnya."
Perempuan tadi mengangguk dan mengulangi latihan servisnya lagi. Dia memukul shuttlecock dengan raketnya sehingga benda berwarna putih itu bergerak melewati net.
"Nah, kalau lo servisnya kayak gitu, yang ada nanti bolanya bakal langsung dimatiin sama lawan. Bahaya."
Miko berdiri di sebelah perempuan tadi.
"Servisnya jangan nanggung. Kalau kayak tadi itu jatuhnya nggak tinggi tapi juga nggak pendek, tuh bola bakal enak banget buat di-smash sama lawan lo."
"Oh gitu ya Kak. Oke, makasih Kak Miko."
"Ya, sama-sama. Latihan lagi ya, pasti bisa kok. Lo cuma harus kontrol power tangan lo aja, jangan terlalu kenceng."
Perempuan itu mengangguk dan kembali berlatih. Miko melanjutkan langkahnya sambil mengamati anak-anak yang lain. Akhir-akhir ini Miko menyibukkan diri dengan memantau latihan anggota klub karena bulan depan klub mereka akan mengikuti turnamen badminton. Sudah lebih dari seminggu ini Miko juga tidak bertemu dengan Yeri setelah makan bubur bareng di taman kota. Ia fokus mempersiapkan klubnya untuk turnamen.
Klub badminton kampus selalu mendapat gelar juara minimal di dua sektor dalam turnamen bulu tangkis tahunan. Hal itu pula yang nampaknya menjadi beban bagi Miko selaku leader karena dia harus berusaha mempertahankan tradisi juara klubnya.
"Mik!"
Miko menoleh ke belakang, ada Juna dan Lucas yang kini menghampirinya. Mereka bertiga kemudian duduk di pinggir lapangan sambil merapikan shuttlecock yang berceceran.
"Udah kelar latihannya? masih jam empat loh."
"Interval dulu lah buset. Capek nih," kata Lucas sambil mengambil sebotol air mineral dari dalam kardus.
"Ternyata ngelatih tuh lebih capek ya. Perasaan dulu waktu gue dilatih sama senior buat turnamen tuh santai banget kayaknya."
"Ya karena dulu lo tinggal main doang. Kalau ngelatih kan lo harus merhatiin bener tuh gimana tekniknya, lo juga harus kasih saran kalau misalnya masih ada yang kurang permainannya. Ya jelas capek lah Jun," timpal Miko yang masih asyik menyusun shuttlecock.
"Mik, gue cabut dulu ya."
Miko menoleh ke arah Dery yang kini menghampirinya.
"Mau kemana lo, Der? udah latihan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted ✓
Ficción General"And it was enchanting to meet you." Semuanya dimulai dari pertemuan pertama. Awal pertemuan yang menciptakan rasa penasaran ingin mengenal lebih dalam. Ini adalah kisah yang serupa tapi tak sama. Hendery yang harus menghadapi 2 hati yang bisa terlu...