"Nights are the hardest
But I'll be okay
If we are meant to be
Hey, we'll find our way
But now, let it be..."
💫💫💫
Yeri menatap pintu di depannya dengan bimbang. Ya, itu adalah pintu kamar rawat Miko. Tempat yang selalu dia kunjungi selama tiga hari belakangan ini.
Besok pagi Miko sudah bisa pulang ke rumahnya, satu-satunya kesempatan bagi Yeri bisa bertemu dengan Miko adalah sore ini. Dia tidak yakin setelah itu dia bisa pergi menemui Miko di rumah laki-laki itu.
Apa sebaiknya aku masuk aja?
Apa sebaiknya aku pulang aja?Batinnya berdebat sekarang, membuat Yeri menggigiti kuku jarinya. Dia sempat mencuri pandang ke arah kamar Miko tadi dan saat ini Miko hanya seorang diri di dalam kamarnya. Alam pun seolah mendukung Yeri untuk masuk ke dalam kamar Miko dan menemui laki-laki itu secara langsung.
"Kalau Miko marah sama aku gimana?" tanyanya pada diri sendiri. Hal yang Yeri takutkan adalah ketika dia masuk menemui Miko, laki-laki itu justru mengusirnya dan memintanya pergi.
"Everything is gonna be okay, Yeri. Yang penting niat kamu baik, kamu ke sini karena mau minta maaf sama Miko."
Akhirnya setelah berpikir selama hampir sepuluh menit, Yeri pun memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar Miko. Jantungnya berdebar kencang ketika menanti jawaban Miko dari dalam sana.
"Masuk."
Yeri menghela napas lega ketika mendengar suara Miko. Dia membuka pintu dan berjalan perlahan masuk ke dalam kamar bernuansa cokelat muda itu.
"Yeri?"
Untuk pertama kalinya sejak peristiwa di parkiran rumah sakit waktu itu, Miko bisa melihat Yeri lagi. Dia agak terkejut sebenarnya ketika melihat Yeri berdiri tidak jauh darinya. Gadis itu tersenyum ketika menatapnya.
Yeri mengeratkan genggamannya pada tali tasnya saat Miko tidak membalas senyumannya tadi. Dia menunduk karena merasa takut untuk melangkahkan kaki mendekati Miko.
"Lo ke sini buat jengukin gue?" tanya Miko yang dibalas dengan anggukan dari Yeri.
"Terus, mau sampai kapan lo berdiri di situ?"
Yeri seketika mengalihkan pandangannya menatap Miko yang kini tersenyum kepadanya. Laki-laki yang kini sedang duduk bersandar pada ranjangnya itu memberi kode pada Yeri agar duduk di kursi yang ada di samping ranjangnya.
Yeri melangkahkan kakinya mendekat ke arah Miko. Dia juga duduk di kursi sesuai perintah Miko tadi. Yeri menatap kaki kanan Miko yang masih terbalut gips.
"Gimana keadaan kamu sekarang? udah mendingan?"
"Ya begini, masih nggak bisa ngapa-ngapain selain duduk atau tiduran."
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted ✓
Ficção Geral"And it was enchanting to meet you." Semuanya dimulai dari pertemuan pertama. Awal pertemuan yang menciptakan rasa penasaran ingin mengenal lebih dalam. Ini adalah kisah yang serupa tapi tak sama. Hendery yang harus menghadapi 2 hati yang bisa terlu...