your eyes whispered "have we met?"
💫💫💫
Lia masih berlari menuju kelas setelah kejadian di parkiran tadi. Ia mengintip sejenak dari balik pintu berjaga-jaga barangkali dosennya sudah masuk.
Namun ia justru melihat temannya yang sibuk melambaikan tangan ke arahnya dan menyuruhnya untuk langsung masuk kelas.
"Lama banget sih Li, untung aja Pak Brian belum masuk kelas."
Lia duduk di sebelah sahabatnya - Yessi. Ia merapikan beberapa kertas yang berantakan akibat terjatuh tadi di parkiran dan menyerahkan kunci mobil ke tangan Yessi.
"Iya maaf, tadi soalnya mampir ke kantin dulu beli plester."
"Kenapa emang?"
"Lutut gue kegores tadi jatuh di parkiran gara-gara nggak sengaja nabrak kakak tingkat."
"Hah? kok bisa? cewek atau cowok?"
"Cowok."
Lia masih sibuk mengurutkan kertas berisi jurnal untuk tugas mata kuliah kali ini, sementara Yessi malah sibuk dengan kaca dan perlengkapan make-upnya sambil terus menginterogasi Lia.
"Terus gimana? Ganteng nggak kakaknya? Lo kena marah gara-gara nabrak dia?"
Lia mengingat kejadian di parkiran tadi. Membayangkan bagaimana Dery yang berlari ketakutan karena seekor kucing hingga akhirnya menabraknya yang berjalan dari arah berlawanan.
Wajah panik laki-laki itu ketika melihat lututnya yang terluka masih ia ingat betul, lucu juga ternyata. Padahal yang Lia ingat selama masa orientasi kemarin Dery bukan termasuk panitia yang banyak berbicara bahkan terkesan dingin, tapi ternyata laki-laki itu sangat ramah.
"Woy, ditanyain juga malah cengar cengir nggak jelas."
Suara Yessi yang setengah berteriak itu membuyarkan lamunan Lia.
"Apaan sih, siapa juga yang cengar cengir. Dia nggak marah kok."
"Hmm gue tau nih, jangan-jangan kakaknya ganteng banget ya? terus lo naksir sama dia? iya kaaann?"
Yessi menyenggol lengan Lia, yang terlihat senyum-senyum malu saat ia menyebutkan kata "ganteng".
"Nggak lah. Ngaco."
Lia baru selesai merapikan kumpulan jurnal sesuai urutan dan meletakkannya di meja dosen. Setelah itu ia kembali duduk di samping Yessi.
Pandangannya teralih pada sebuah saputangan berwarna cokelat di meja, saputangan pemberian Dery.
Lia mengambil saputangan itu, melipatnya dengan rapi sambil terus tersenyum dan memasukkannya ke dalam tas.
Mungkin jika bukan karena Yessi yang memintanya mengambil jurnal yang tertinggal, Lia tidak akan pernah bertemu dengan laki-laki yang ia kagumi sejak masa orientasi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted ✓
Fiksi Umum"And it was enchanting to meet you." Semuanya dimulai dari pertemuan pertama. Awal pertemuan yang menciptakan rasa penasaran ingin mengenal lebih dalam. Ini adalah kisah yang serupa tapi tak sama. Hendery yang harus menghadapi 2 hati yang bisa terlu...