💫 Trente-cinq (finale)

857 97 17
                                    

"Well, I will call you darlin' and everything will be okay'Cause I know that I am yours and you are mineDoesn't matter anywayIn the night, we'll take a walk, it's nothing funnyJust to talkPut your hand in mineYou know that I want to be with you al...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Well, I will call you darlin' and everything will be okay
'Cause I know that I am yours and you are mine
Doesn't matter anyway
In the night, we'll take a walk, it's nothing funny
Just to talk
Put your hand in mine
You know that I want to be with you all the time..."









💫💫💫

"Kita mau kemana sih, Kak?"

Sudah lebih dari tiga kali Lia menanyakan hal yang sama kepada laki-laki yang sedang sibuk mengendarai motor merahnya ini, namun selalu tidak ada jawaban pasti dari Dery.

Dasar menyebalkan, batin Lia.

"Nah, kita udah sampai nih."

Motor Dery berhenti di sebuah lahan parkir yang ada di taman kota. Mereka berdua turun dari atas motor dan Lia sibuk menelusuri isi taman dengan kedua matanya.

"Tumben tamkot rame banget hari ini," ujar Lia sambil melepas helmnya.

"Tiap tanggal 10 kan selalu ada pasar malam di tamkot."

"Oh ya? aku baru tau."

Dery tersenyum sambil geleng-geleng kepala. Tapi bagus juga lah kalau Lia baru pertama kali pergi ke pasar malam seperti ini, itu artinya dia sudah membuat kenangan baru untuk Lia bukan?

"Terus kita mau ngapain di sini? kamu mau ngajak aku makan ya?"

Dery tidak bisa menahan tawanya ketika melihat ekspresi menggemaskan dari Lia yang sudah membicarakan soal makanan.

"Kok ketawa sih?"

"Lo laper?"

"Ya ... iya. Tadi siang cuma makan gorengan doang."

"Ya udah yuk kita makan dulu."

Tidak menunggu jawaban dari Lia, Dery langsung menggandeng tangan gadis itu dan mengajaknya masuk ke area pasar malam yang lumayan ramai pengunjung.

"Pegang terus tangan gue, jangan dilepas. Pasar malem ini rame banget soalnya."

Lia mengangguk dan mengeratkan genggaman tangannya pada Dery. Dia berusaha menyamai langkah Dery yang sedikit lebih cepat darinya.

"Makan nasi bakar mau nggak, Li?"

"Mau, Kak."

Dery dan Lia akhirnya masuk ke sebuah kedai kecil yang menjual nasi bakar. Lia duduk di atas kursi plastik sambil menunggu Dery yang tengah memesan makanan. Dia tersenyum melihat Dery yang nampak mengangguk-anggukkan kepalanya saat berbicara dengan si pemilik kedai.

"Antre ya?" tanya Lia saat Dery sudah duduk persis di seberangnya.

"Nggak sih, kebetulan nasi yang di meja udah abis jadi nunggu yang masih dibakar dulu."

Enchanted ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang