Kalau sedih itu ada
Kalau tangis itu ada
Mengapa tidak ada air mata?Kalau rasa itu ada
Mengapa ini tak berasa?
Kalau cinta indah
Kenapakah sakit?Kalau senyum itu ada
Kalau sentuh itu ada
Mengapa kisah ini tidak nyata?Kalau sayang itu ada
Mengapa ini tak sempurna?
Ada bahagia tapi tak bersamaDi doaku
Kutemukan tatapmu lagi
Kuhidupkan senyumanmu kembali
Bertemu kamuDi doaku
Kau peluk tubuhku kembali
Berdua hidup dalam doa ini
Cinta ini salah tapi baikKalau semua ini salah
Kalau semua ini derita
Kenapa Tuhan pertemukan kita?Kalau sayang itu ada
Mengapa ini tak sempurna?
Ada bahagia
Tapi tak bersama🎶🎶🎶🎶
Dalam perjalanan pulang, aku terus mencuri pandang ke arah Caellan. Sejak beberapa menit yang lalu, setelah dia menerima panggilan dari Vania, pria di sampingku ini jadi lebih banyak diam.
Aku ingin bertanya kenapa, tapi terlalu takut dikira ikut campur. Bagaimana pun juga, itu urusan mereka pribadi. Namun dilihat dari raut wajah Caellan, dia sangat gelisah.
Ternyata Vania masih menjadi pusat hati Caellan bermuara, masih menjadi hal yang sangat penting untuknya. Jadi, haruskah aku percaya bahwa Caellan benar-benar ingin belajar mencintaiku seutuhnya?
Jujur, aku takut jika hanya menjadi pelampiasan. Aku takut bahagia ini hanya sementara. Dari tatapan mata Caellan untukku, aku tidak merasakan apa-apa di dalamnya. Tidak ada cinta, yang ada hanya rasa kasihan. Mungkin begitu.
"Mau langsung pulang atau mau mampir dulu ke rumah aku? Kak Amel bawel banget nanyain kamu, Han. Aku gak tahu mau bikin alasan apa lagi sama dia," Caellan akhirnya berucap.
Aku tersenyum tipis lalu menjawab, "Besok aja aku main ke rumah kamu. Sekarang aku capek mau istirahat. Gak apa-apa, kan?"
Sebenarnya aku hanya ingin membiarkan Caellan punya waktu sendiri. Dia butuh untuk menenangkan diri. Lagi pula, sudah banyak waktu yang aku habisakan bersamanya beberapa hari terakhir.
Caellan mengangguk. "Kebetulan aku juga harus selesaikan naskah abis ini. Besok aku jemput kamu."
"Gak usah jemput. Aku bisa berangkat naik taxi, kok. Kamu kan bukan sopir aku, jadi nggak perlu antar jemput setiap hari."
"Bukannya kamu seneng kalo aku jemput?"
"Seneng, tapi aku juga nggak mau jadi beban buat kamu."
Suasana tiba-tiba hening kembali untuk beberapa saat.
"Aku jahat banget, yah?" tanya Caellan tiba-tiba.
"Kok bilang gitu?"
"Meminta kamu bertahan, padahal hati aku sendiri belum sepenuhnya buat kamu. Belum sepenuhnya aku serahkan ke kamu. Tapi aku juga nggak mau kamu dimiliki orang lain, Han. Entah kenapa aku gak suka kamu deket sama yang lain. Aku suka kalo kamu hanya bergantung sama aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Untuk Caellan
RomanceAku mencintaimu dengan sangat, tapi kamu sebaliknya. Lalu bagaimana kita bisa bertahan dengan hubungan yang penuh paksaan ini, Caellan? _Hana Yumna Dipublikasikan November 2020