Fatamorgana

32 3 18
                                    

Catatan  :

Aku berubah pikiran. Part ini masih sudut pandang Hana.

Selamat membaca.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Apa jadinya bila 
Cinta tak lagi ada
Berlahan-lahan kita
Saling membenci dalam rasa 
Dulu kita bahagia
Tapi semua hanya sementara
Awalnya aku bertahan 
Namun luka terlalu dalam

Memang kita tak lagi sama
Semua hanya fatamorgana
Cinta ini, penuh perih dan luka
Lebih baik kita akhiri saja

Harusnya ku bahagia 
Nyatanya ku terjebak dalam hampa
Awalnya aku bertahan
Namun luka terlalu dalam

Memang kita tak lagi sama
Semua hanya fatamorgana
Cinta ini, penuh perih dan luka
Lebih baik kita akhiri saja

🎶🎶🎶🎶

"Sekarang aku harus gimana?"

Pertanyaan itu aku lontarkan saat keadaan sudah lebih tenang. Caellan yang sejak tadi diam kini menatapku dalam. Sepertinya ada banyak hal yang ingin dia utarakan, tapi terasa sangat sulit.

"Aku nggak mau kamu pergi, Han."

"Kalo aku bertahan, aku akan terluka. Kamu mau lihat aku terluka lebih dalam lagi, lebih hebat dari ini?"

"Nggak, Han." Caellan berkata lirih.

Aku berusaha tetap tenang. Membiarkan pembicaraan ini mencapai titik temu untuk hubunganku dan Caellan.

"Ellan, kalo kita sama-sama memaksakan diri, kita akan sama-sama terluka juga. Lebih baik berhenti sekarang, kan?"

"Aku udah bilang aku sayang sama kamu."

"Tapi kamu cuma cinta sama Vania. Aku cuma opsi kedua, Ellan." Ucapanku bergetar, menekankan kata opsi kedua. "Pelampiasan kamu ...."

"Aku nggak pernah anggap kamu sebagai pelampiasan. Rasa sayang aku ke kamu sekarang itu murni karena aku nyaman sama kamu, Han."

Aku tidak bisa berkata-kata, kata sayang akan tetap kalah sama rasa cinta kamu ke Vania. Iya kan?

"Aku nggak pernah suka perempuan manja, tapi kamu bisa buat aku suka. Aku nggak suka perempuan banyak bicara, tapi kamu bisa buat aku betah. Aku ngak pernah suka perempuan ribet, tapi ribetnya kamu, aku gak papa."

"Tapi gimana sama perasaan kamu ke Vania?"

"Nggak akan mudah melepas seseorang yang kita cintai, Han. Nggak akan mudah melupakan orang itu. Apalagi aku sama dia udah bertahun-tahun kenal. Maka dari itu aku bilang ke kamu untuk buat aku jatuh cinta secepatnya. Aku juga nggak nyaman sama perasaan ini, Han. Kamu pasti tahu itu."

"Satu lagi, catatan ini." Caellan menunjukan lagi catatan yang aku baca. "Ini dibuat sebelum aku kenal kamu."

Kali ini, apakah aku harus percaya?

Surat Untuk CaellanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang