Neraka Baru

31 1 0
                                    

Author POV

"Guys.. Kalian tau nggak??" tanya Karin kepada kedua temannya, Vandah dan Meyra.

Kini mereka bertiga sedang di rumah Karin.

"Apa?" tanya Meyra yang sedang sibuk menyalin tugas dari buku Karin.

Yah. Diantara kami, Meyra lah yang paling bar bar.

"Apa Rin?" tanya Vandah yang asyik dengan ponselnya.

"Bryan nembak gueee...." Karin berdiri dan melompat di atas sofa tempatnya duduk tadi.

"Apa!? Bryan?" Meyra mengangkat wajahnya kaget.

"Lu kok nggak bilang Rin? Sumpah, gue baru denger." Vandah menimpali.

"Santai dong Mey. Gue sama dia ada janji.  Tar malam masuk ke bar. Ikut nggak?" tanya Karin berseri.

"Ikut dong... Bulan ini banyak tugas numpuk. Jadi malam ini... Kita harus senang senang.. Nggak ngapa ngapain sih.. Cuma, yah paling minum dikit." Meyra nyengir kuda.

"Paling cuma kita berdua yang jalan Mey. Si Vandah kan pasti gak bakan ikut." Karin melirik Vandah yang masih fokus ke ponselnya.

"Nggak. Gue ikut." sahut Vandah yang kini menatap kedua sahabatnya itu.

"Suerr??" tanya mereka serempak.

"Tapi......."

"Ahh. Pake tapi berarti nggak jadi." Meyra kembali fokus ke tugasnya.

"Lu takut sama Om Anthon?" tanya Karin.

"Tapi... Jemput... Ahahaha." tawa Vandah meledak karena melihat mimik wajah Karin dan Meyra.

"Lu Van. Kirain." kesal Karin.

"Lu berdua berisik. Gak tau kapan abis nyalin nih tugas." marah Meyra kerena tidak fokus dengan tugasnya, melainkan pembicaraan kami.

"Bodooo.. Sorry yah. Semua fasilitas gue di cabut bokap. Uang juga tinggal 500 ribu di dompet. Semua kartu di blokir." jujur Vandah.

"Udahlah. Gue traktir.. Berapapun minuman lu berdua, gue bayar. Tenang.. Selloww.. Baru dapat transferan dari bokap. Semuanya sibuk kerja.. Nyokap nyaranin gue pindah ke Jerman, biar deket. Mana mau gue." Karin dengan senyumnya.

"Masih mending lu Rin. Tante Tiara masih ada, Om Harris juga. Lu beruntung punya orang tua yang lengkap.. Gue?" Vandah mengelap air matanya kasar.

"Udahlah Van.. Kan masih ada gue sama Mey buat lu. Iya kan Mey?"

"Yoi Boss. Tenang aja. Ada kita yang selalu ada sama lo. Kita berdua bakal hadapin si Biola rusak kalo dia gangguin lho." Karin dan Meyra berdiri dan memeluk Vandah.

Nathan POV

"Broo.. Jalan yuk." Glenn, sepupu sekaligus sobatku masuk kedalam kamarku.

"Yoii.. Sekalian merayakan keberhasilan lu.." tambah Andre.

"Mana? Bar?" tanyaku.

"Yoii.. Ada stok cewek cewek baru." Andre mengedipkan sebelah matanya.

"Nggak lah. Cuma pengen minum minum. Gak mau bikin dosa gue."

"Biar gue sama Andre aja yang sama cewek. Lu.. Minum minum aja. Fix ntar malam, jalan." Glenn pergi keluar kamarku. Tinggal Andre saja.

"Komplex baru ada cewek cantik nggak?" tanya Andre, mengangkat kening sebelah.

"Mana gue tau. Emang gue udah lama disini. Baru juga pindah kemaren."

"Parah lu. Se enggaknya kenalan gitu sama tetangga...." Andre menatapku kesal.

Bukan TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang