part 11

21 2 0
                                    

Amanda POV

Aku bangun dari tidurku dan melangkah ke kamar mandi. Aku mandi untuk berangkat ke kampus. Hari ini adalah hari yang berat. Ngampus, ketemu lagi sama Tuh orang. Yang bikin bahagia itu ketemu sama Karin dan Mey.

Siap dengan pakaian kuliahku, aku berjalan menuruni anak tangga.

"Jangan Non. Bayi itu nggak bersalah...   Bibi yakin. Non bisa sama seperti Nyonya Alia."

Aku masih memikirkan kata kata Bi Minah tadi malam.

"Sayangg. Makasih yah udah mau jemput.." Viola melirik ke arahku dan memeluk lengan Army.

Aku lama lama jengah melihat tingkah anak ini.

"Vandah.." Army menyapa.

"Eh Ar."

"Ngampus?"

"Iya."

"Bareng aku sama Vi aja."

"Nggak. Dia ada supir." tolak Viola.

"Memang kamu pikir saya mau? Dasar Biola rusak. Makasih Ar. Aku biar sama supir." aku berjalan meninggalkan.

"Dasar bar bar."

"Siapa yang bar bar dan keliatan gatel?" aku balik menyindir dan meneruskan langkah.

Nathan POV

Aku sampai dikampus sedikit lebih awal. Dan aku menunggu Amanda didepan kampus.

"Pagi Pak." sapa seorang perempuan. Ternyata Meyra teman Amanda.

"Pagi Mey. Apa Amanda sudah masuk duluan?"

"Saya nggak tau Pak. Saya juga baru datang. Saya permisi kedalam Pak." Meyra berjalan masuk.

Aku mengedarkan pandangan, ternyata mobil Amanda jalan dari sana. Saat mobil itu menepi, Amanda keluar dengan baju ketat dan celana jeans dari luar.

"Bapak ngapain." dia melirik sekilas kemudian berjalan masuk.

"Saya nungguin kamu. Cepat ganti baju kamu." perkataanku menghentikan langkahnya.

"Apa? Saya nggak dengar." dia balik lagi.

"Saya bilang ganti baju kamu."

"Apaan sih Pak. Memangnya kenapa? Mengganggu penglihatan Anda?"

"Anak saya yang terganggu.. Cepat!"

"Lalu? Saya pakai baju anda?" dia mulai kesal.

"Ikut saya!" aku membawanya ke mobilku.

"Masuk."

"Nggak mau!"

"Masuk!"

"Nggak! Lepasin Pak!"

"Baik! Saya paksa!" aku memaksanya masuk dan mengunci pintu mobil dari luar.

"Pak! Bukain. Sebentar kelas di mulai!" dia menggedor gedor pintu mobil.

"Saya dosennya. Mereka bakal nunggu kamu kalau jalan sama saya."

"Ih! Sebenarnya ini mau kemana Pak! Saya malas!"

"Butik."

"Untuk apa?"

"Beli baju buat kamu."

"Diam. Jangan protes!"

Sampai di butik, aku turun dan masuk ke dalam.

Tok Tok!! Anak ini, dia mengetuk kaca mobil.

Bukan TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang