Dosen Kurang Ajar

35 2 0
                                    

Amanda POV

Mencoba tabah, dan mengikhlaskan semua yang terjadi, kini aku menjalankan aktivitas seperti biasa. Ngampus. Jarak dari rumah ke kampus tidak terlalu jauh. Selesai berdandan, aku turun ke lantai utama.

"Non.. Baru aja, Bibi mau ke atas panggilin Non buat sarapan. Ternyata, Non nya udah turun. Non mau pake selai apa? Nanas, atau kacang?" Bi Minah bertanya.

"Nggak perlu Bi. Biarkan dia melakukan segala sesuatu sendiri. Dia harus belajar mandiri.." Papa menegur Bi Minah. Entah mengapa Papa tidak bisa melihat apapun yamg berkaitan denganku.

"Pah! Vandah capek. Papa selalu nggak suka dan marah marah nggak jelas ke Vandah. Udah Bi. Nggak apa.. Vandah biar sarapan di jalan saja." aku berjalan ke pintu utama keluar dari rumah.

"Non. Tunggu bang Maul antar." Tawar bang Maul.

"Nggak usah Bang. Papa nyita fasilitas saya. Jadi saya nggak boleh pake mobil." tolakku.

"Maaf nih Non. Tapi mobilkan pemberian Nyonya. Berarti Tuan nggak ada hak buat nyita." benar apa kata Bang Maul. Papa nggak ada hak nyita mobil gue.

"Benar bang. Yaudah.Vandah tunggu di depan."

Aku melihat ke depan rumah Pria terkutuk itu. Ternyata dia tidak ada. Hanya motor dan mobil di depan rumahnya saja.

Tit.. Tit.. Aku kaget dengan bunyi klakson mobilku.

"Masuk Non."

Sampai di kampus, Karin dan Meyra sudah menungguku di depan pintu masuk.

"Makasih Bang. Nggak usah di jemput. Nanti saya pulang sendiri saja." aku keluar dari mobil dan menghampiri mereka.

"Tega lu ninggalin gue sendiri di meja bandar." kesal Meyra.

"Tau nggak Van. Si Meyra kena amuk sama Tante Dona. Hahaha." ledek Karin.

"Enak lu ngomong gitu. Lu juga sih. Main pergi pergi aja sama Si Bryan." Meyra balik memarahi Karin.

"Udah ah. Gue juga kena masalah.!"

"Om Anthon lagi? Atau sodara tiri ama Mak tiri lu?" tanya mereka bersamaan.

"Nggak. Gue..... Guee... Tidur ama cowok."

"Haah!? Seriusan lu Van?? Diantara kita bertiga?? Cuma lu yang paling baekk.. Nggak nyangka gue." Karin menepuk jidatnya.

"Demi apa lu Van??" tambah Meyra kaget.

"Udah gue liat videonya. Itu salah gue. Karena gue terlalu mabuk. Gue duluan yang mulai. Yaaaa.. Tapi bukan murni salah gue lah. Dia kan juga..... Pokoknya dia juga salah!" kesalku mengingat kejadian itu.

"Yaudahlah. Gak bakal terjadi apa apa.. Masuk yuk.. Anggap aja itu pengalaman." Karin mengibaskan tangannya dan berjalan duluan.

"Buru.. Cepat.. Keburu Bu Sari masuk. Lu nggak takut. Mana perutnya udah mau meletus lagi. Tambah ganas tau. Tuh ada tiang bendera. Digantung lu. Jalan..!" Meyra menarik tanganku.

Memang pagi ini ada jadwal ekonomi. Bu Sari dosennya. Dia sangat kejam. Brrrrr....

Nathan POV

Keluar dari ruangan Om Farhan, aku berjalan ke kelas akuntansi A untuk mengajar.

"Biologi A............ Biologi B...... Biologi C..... D....... E.... F...... Tuh Dia. Akuntansi A." aku menyusuri koridor dan berjalan masuk kelas Akuntansi A.

"Selamat Pagi anak anak.." aku mencoba menyapa.

"Pagiiiii...."

Saat mengedarkan pandangan, gadis itu.. Dia disini...

Bukan TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang