Hy readers mungkin di cerita ini ada sadnya. Akhirnya Shafa meyadari sebuah perasaannya.
Happy reading yaa :)Pukul 4 sore. Kegiatan belajar - mengajar pun di akhiri. Semua siswa - siswi berhambur - hamburan meninggalkan kelas. Aku membereskan semua peraltan tulisku beserta buku - buku.
Aku menoleh kebelakang untuk melihat Andra. Namun, yang kudapati hanya sebuah bangku kosong. Mungkin dia sudah keluar kelas tanpa kusadari. Aku berharap kali ini dia mengatakan sesuatu kepadaku. Ah, biarlah Shafa.. kamu jangan berharap berlebih.
" Lik, gue balik duluan ya.." ucapku pada Likha
" Lo pulang bareng siapa Shaf ? " tanyanya padaku
" Gue pulang sendiri aja, jalan. Lagian rumah gue nggak jauh - jauh amat. Mungkin 30 menit nyampe " jelasku memastikan
Likha merangkulku dan menepuk pundakku " yaudah, ati - ati di jalan shaf.."
Aku pun menganggukan kepala dan langsung melengos pergi.
Ini bukan pertama kalinya aku jalan kaki, biasanya kalo Kak Jo tak ada jarkom tambahan ia sudah stay di depan gerbang sekolahku. Berhubung dia ada jarkom tambahan mau gak mau aku harus jalan kaki untuk sampai rumah.
Aku masih nggak berani naik kendaraan umum. Soalnya takut kejadian - kejadian di berita tv bisa menimpaku jadi ku usulkan lebih baik jalan kaki.
Setapak demi setapak pun kulalui. Tapi ada hal aneh sepertinya. Kurasa ada yang mengikutiku dari belakang. Aku berhenti berjalan dan melirik kebelakang
Mobil ?
Aku menggebrak bagian pintu mobil itu " Ngapain lo ngikutin gue ?" bentakku
Kaca mobil pun terbuka, dan kulihat seorang cowok di dalam mobil.
" Kloset ?.. eh Kak Satya ? Ngapain ngintilin gue ?" tanyaku heran
Dia menyandarkan tangannya di area kaca mobil " Gue mau ngantar lo pulang. Ayo cepetan masuk." ujarnya santai
Mulutku menganga dan melihat Kak Satya dengan aneh. Belom pernah ni oranv baikin gue. Jangan - jangan dia mau ngerjain gue...
Aku mengangguk kaku " Enggak usah, gue bisa jalan sendiri " tegasku lalu melanjutkan perjalananku
Namun ku tengok kebelakang mobil Si Kloset tetep aja ngintilin. Apa dia gak capek apa? Ya nggaklah shaf, kan dia cuman duduk manis sambil nyetir.. Dimana letak capeknya ??
Aku memberhentikan langkahku lagi.
" Ngapain sih ngikutin gue mulu. Pulang gih sono.." perintahku
" Gue nggak bakal pulang dan tetep terus ngikutin lo sebelum lo mau gue anter pulang." sahutnya
Aduh nih Kloset ngapain dia pake acara maksa - maksa segala. Tapi kalo gak diturutin aku bakalan risih kalo di intilin terus - terusan sampe rumah.
Dengan wajah terpaksa pun akhirnya aku mangut - mangut.
" Okay, you won " ucapku pasrah
" Good girl " ucapnya santai
Aku menaiki mobil si Kloset dan memalingkan wajah serta badanku menghadap ke kaca mobil. Hanya lantunan musik yang menghiasi suara di mobil ini.
Ku tak tahu, mengapa aku malu
Di setiap aku tahu dia di dekatku
Aku susah, bila dia tak ada
Tak ingin jauh ku darinya
Ada rasa yang tak biasa
Yang mulai kurasa
Yang entah mengapa...
Oh, Tuhan mengapa harus lagu ini. Jadi ingat sama Andra deh.. Aku gak bisa jauh - jauh darinya apalagi tak berbicara sekalipun dengannya. Aku harus mempertahankan air mata ini agar tidak jatuh. Kenapa aku jadi cengeng begini..?? huu..
" Sudah sampe " ujarnya dan langsung membuyarkan lamunanku
Aku menarik nafas dalam - dalam untuk menenangkan diriku. Masa,, aku nangis di depan Kolset sih.. Malu dong...
Aku membuka pintu mobil dan langsung ngeluyur masuk kedalam rumah tanpa memberi ucapan terimakasih pada Kak Satya.
" Ngapain muka di tekuk mulu, kayak cucian belom di laundry aja " sindir Kak Jo
Aku menatapnya datar " Jangan ganggu gue, lagi gak nafsu " ketusku dan langsung naik tangga menuju kamarku
Kak Jo menaikkan bahunya dan menatapku heran.
Ku banting pintu kamar sekeras - kerasnya untuk meluapkan rasa sedihku. Mengapa harus begini ? Kenapa kejadian itu terulang kembali ? Andra, dimana letak kesalahanku ?..
Kuambil laptopku dan menulis sebuah curhatan isi hati agar meringankan perasaanku
Aku bingung terhadap sifatmu
Mestinya kau tahu kalau aku tak bisa jauh - jauh darimu
Akupun juga tak mengerti dengan semua ini
Rasanya sedih dan sakit
Kau diam tanpa alasan
Dan kau pergi dalam diam
Aku menginginkanmu disini, Andra Fahrizal
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Can't I Tell Him?
Teen Fiction[ DALAM PROSES REVISI ] [ADA BEBERAPA PART YANG DI PRIVATE GUNA MENGHINDARI PLAGIATOR] Shafa dijatuhkan pada 2 pilihan. Antara orang yang selalu ada atau orang yang membuatmu nyaman. Andra seperti seekor kucing yang takut pada tikus. Ia tak berani m...