" Bahkan ketika kita sepakat memulai segalanya dari awal segala sesuatunya tak akan pernah sama lagi, ada goresan yang membuat tak nyaman "
SHAFARRA'S POV
"Gue mau ngomong sesuatu sama lo" tanyanya padaku
"Ngomong aja" jawabku cepat
Andra menarik nafas lalu kembali membuka suara "Gue nggak tau mau berbagi sama siapa lagi, sekarang hanya lo yang dapet gue percaya."
Ada jeda sedikit, sepertinya Andra memiliki beberapa beban yang dia pendam sendiri. Tampak sekali dari raut wajahnya dan tatapan sayu di bola mata hitamnya. Aku tak pernah melihat sosok Andra seperti ini. Mungkin inilah yang dibilang Satya dengan sosok Andra sebenarnya, yah walaupun dia terlihat di mataku sangat humoris dan friendly. Tapi nyatanya dia tak seperti Andra yang ku fikirkan, ada sesuatu terpendam yang kini tengah ia fikirkan.
"Mungkin ini bakal makan waktu panjang Shaf" ujarnya sambil menatapku.
Aku hanya tersenyum tipis "No Prob, gue mampu kok"
Andra menatap kembali lapangan yang kosong "Entah kenapa gue sama lo ngerasa akhir-akhir ini banyak hal yang membuat masing-masing dari kita menjauh. Kita nggak kayak dulu sering have fun sama-sama ngelakuin hal konyol entah itu bareng Likha ataupun bareng gebetannya Likha, Kak Rava.. gue kangen hal itu semua" jelasnya
Gue bahkan lebih kangen, An... batinku
"Sekarang gue mau terbuka sama lo biar gaada lagi keganjalan yang nyebabin persahabatan kita renggang."
Sahabat ya...? seperti ada goresan saat Andra mengungkapkan kata itu. Tapi ku posisikan serileks mungkin dan menutupi dengan senyuman tipis.
"Gue pingin mulai kembali dari awal semenjak kita kenal dan melakukan hal - hal yang kita sukai bersama-sama. Yang perlu lo ketahui sebenarnya gue sama Satya itu--"
"Gue udah tau" potongku cepat
Dia mengerutkan dahinya "Satya kan ?" tebaknya
Aku hanya terdiam. Bukannya tak mau menjawab, kurasa jika aku menjawabnya akan memperkeruh masalah lagi. Satya pasti bakal jadi korban cacian ataupun bogeman Andra dan aku tidak mau itu terjadi.
" Kayaknya kalian makin deket. Satya nggak ngapa-ngapain lo kan ?" tanyanya
Aku menyipitkan mataku dan menatap Andra dengan meminta penjelasan dari pertanyaannya "Maksud lo di apa-apain gimana ?" tanyaku
Andra hanya mengedikkan bahu "Entahlah, gue juga nggak tau"
Andra mulai aneh. Wajahnya mulai menampakkan ketidaksukaan, mungkin dia nggak suka Satya. Yah jelaslah gasuka, Satya kan cowok ?.. hah sudahlah..
Kadang aku melirik Andra sekilas namun tatapannya masih pada lapangan yang kosong. Lirik sebelahmu dong, An ! Lapangan gak kalah cantik sama orang yang ada disebelahmu... Betah banget ngeliatin lapangan kosong."An..." panggilku lirih. Dia menoleh kearahku dengan sorot mata yang memyiratkan 'ada apa?'
"Kalo lo masih ada beban cerita aja, gue dengerin kok" tambahku.
Dia masih diam lalu mengalihkan pandangannya dariku, menatap lapangan kosong lagi. Duh, kalo ada hulk sama thor disini, gue mau minta bantuannya buat ngancurin nih lapangan kosong. Bikin cemburu aja sama lapangan kosong ini..hufftt...
"Gue pernah punya sahabat cewek, dia dulu deket banget sama Satya. Emang gue kenal sama dia karena dia emang temennya Satya yang sering main ke rumah. Tapi ternyata 3 bulan kemudian peristiwa yang gak gue duga menimpa kami bertiga. Disatu sisi Satya menyalahkan gue karena gak becus buat ngelaksanain amanah. Tapi disisi lain itu murni kecelakaan namun tetep aja gue juga ngerasa bersalah karena gue juga terlibat dari kejadian tak terduga itu. Sampai saat ini lo bisa liat kan kalo gue sama Satya ga pernah akur ataupun saling nyapa." jelasnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Can't I Tell Him?
Teen Fiction[ DALAM PROSES REVISI ] [ADA BEBERAPA PART YANG DI PRIVATE GUNA MENGHINDARI PLAGIATOR] Shafa dijatuhkan pada 2 pilihan. Antara orang yang selalu ada atau orang yang membuatmu nyaman. Andra seperti seekor kucing yang takut pada tikus. Ia tak berani m...