SHAFFARA'S POV
Kini setelah berdansa yang di iringi alunan musik slow. Cowok itu menggengam erat punggung telapak tanganku.
" Lo cantik banget hari ini Shaf.." ujarnya memujiku
Kok dia kenal aku ? Duh, baru kali ini ada cowok muji aku serasa meltingg banget dan pipiku mulai merah panas mendengar gombalannya.
Terdiam dengan pujiannya di telingaku. Walaupun aku nggak kenal identitas asli cowok ini namun, aku sepertinya mengenal suara khas cowok ini.
Dia pun menarikku pergi dari area dansa. Aku masih mengikuti langkahnya walaun masih bingung. Sebenernya mau di ajak kemana sih ? Atau aku mau di culik dan di bawa keluar negeri buat jadi TKI ?..
Ya ampun, shaf.. kamu mikirin apasih ? nggak penting banget..gumamku dalam hati yang langsung menggeleng - gelengkan kepalaku.
" mau kemana ?" tanyaku bingung
Dia hanya diam dan terus menggandengku ke arah tujuan dipikirannya.
Dia berhenti di sebuah taman belakang sekolah. Mataku terpaku memandangi betapa indahnya warna - warni lampu hiasan di taman, beberapa lilin kecil yang sengaja di letakkan di pinggir kolam ikan, dan berbagai hiasan bunga yang mengelilingi atap jembatan taman.
Aku masih diam mematung dengan yang ku lihat saat ini. Apakah ini nyata ? Ataukah mimpii ??.. Aku menyubit pipiku berkali - kali barang kali aku lagi mimpi. Tapi, ini nyataa bukan mimpi !!!
Sebuah sentuhan tangan menyentuh bahuku dan segera sadar dalam kekagumanku pada dekorasi taman ini.
Ia memutarkan badanku dan menghadapkan badanku tepat di hadapannya. Dia menatapku lekat seolah - olah kini pandangannya hanya tertuju padaku dan merogoh saku celananya. Entah dia mencari apa dalam sakunya.
Tiba tiba ia mengeluarkan sebuah kotak kado kecil dan memberikannya padaku. Dengan tangan yang bergetar dingin menerima sebuah pemberiannya lantas aku pun membuka kotak kecil itu di hadapannya.
Oh my god, ...
Mataku terbelalak melihat sebuah gelang silver dengan di hiasi pernak - pernik kupu - kupu soft orange yang menjulur di bawah gelang.
Dia pun mengambil gelang dari kotak kecil itu lalu memasangkan di pergelangan tangan kiriku. Ku lirik gelang pemberiannya dengan wajah terpesona. Baguss banggettt... So Sweet dehh..
Aku tersenyum gembira " Thanks "
" Your'e welcome, Princess " di pun tersenyum balik padaku
Whatt ?? Dia manggil Princess ?? Sumpah demi apa dia manggil aku Princess ?? OMG.., bikin melting aja nih cowok... Coba Andra gini in aku..*ehh
Tanganku pun ku angkat perlahan - lahan mengarah ke topeng yang dipakainya. Aku meraba - raba tali topeng tersebut. Namun saat aku mencoba membuka topeng itu seketika dia memegang tanganku cepat. Dan aku pun nyaris kaget.
Dia menunduk padaku " mungkin, ini belom saatnya.."
Aku tercengang mendengar ucapannya " Kenapa ?" tanyaku dengan nada berat
Ia memegang punggung tanganku erat.
" Gue takut. Jika kau mengenaliku kau akan menjauhiku.." ucapnya lirih padaku
Aku menghela nafas lesu " Tapi, gue gak kayak gitu.."
" Ku mohon, Shaf .." ucapnya memohon
Dengan berat hati pun aku menganggukan kepalaku perlahan - lahan. Aku ingin mengetahuinya bahkan mengenalnya. Tapi mengapa dia harus menyembunyikan identitasnya ??..
Baiklah, Tuhan. Jika ini cobaan yang kau berikan padaku aku akan terima walau dengan berat hati.
Sudah jam 9. Waktu serasa berjalan begitu cepat. Sepertinya baru saja aku merasakan kehangatan di malam ini. Tapi aku mengingat perintah Kak Jo yang menyuruhku pulang tak boleh larut malam.
Aku panik dan melihat jam ku pukul 9 lewat 10 malam. Kemudian kuambil handphone di tas miniku. Aku menepuk - nepuk handphone ku sedari itu. Kenapa pakai lowbatt sih ? Masak aku pulang naik ojek dengan pakaian begini ?..
.
" Gue antar pulang " ajaknya
Aku memandanginya lekat yang kini sudah di hadapanku. Aku mengangguk pelan menerima ajakkannya.
Kami berjalan berdampingan keluar dari gedung Auditorium sekolah. Ada rasa nervous dan canggung. Namun rasa itu telah hilang ketika, dia membukakan pintu mobil MCB S-class miliknya.
Aku pun terpanah kagum. Dan langsung masuk kedalam mobilnya.
Cukup dengan waktu 15 menit aku pun sampai di depan rumah. Saat aku akan turun terdengar suara bisikan yang jelas terdengar di telingaku. Refleks, aku pun menoleh ke arahnya dan..
Cup
Sebuah kecupan mendarat di pipiku yang terasa dingin. Aku diam membeku tak tahu harus berbuat apa. Namun, wajahku kini sudah merah merona dan lantas aku turun dari mobil agar dia tak melihat wajahku ini..
Ku tutup pintu mobilnya dan melihatnya dari kaca mobil yang masih terbuka.
" Makasih " ucapku tersenyum malu
" oke Princess, Have a nice dream " ucapnya padaku
Aku semakin blushing. Kenapa dia harus mengatakan hal - hal yang manis ?? bikin aku melting melulu..
Kulambaikan tanganku padanya. Tak lama mobil itu menancap gas dan melengos pergi dari jalanan rumahku.
Aku membuka pintu rumah dan mendapati Kak Jo di belakang pintu.
" Ciee,.. yang abis dancing - dancing sama pacarnya.." godanya yang membuatku langsung malu
Aku mencubit perut Kak Jo " Apaan sih, Kak "
" Aww, sakit tau.." rintihnya kesakitan
Aku mendecak sebal " makanya gausah godain aku melulu " ujarku meninggalkan kak Jo di bawah.
Aku menaiki tangga menuju kamarku dan merebahkan diriku di kasur yang empuk..
Rasa penasaran masih mengelilingiku. Bikin aku susah tidur karena kejadian tak terduga tadi.. Siapa sih sebenernya Dia ??..
Hai para readers..
Maaf kalo ceritanya kurang seru..
Tapi jangan lupa vote sama sarannya biar bisa memperbaiki cerita..
Thankss.. :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Can't I Tell Him?
Teen Fiction[ DALAM PROSES REVISI ] [ADA BEBERAPA PART YANG DI PRIVATE GUNA MENGHINDARI PLAGIATOR] Shafa dijatuhkan pada 2 pilihan. Antara orang yang selalu ada atau orang yang membuatmu nyaman. Andra seperti seekor kucing yang takut pada tikus. Ia tak berani m...