Chapter 7

1.9K 231 4
                                    


Rasa penasaran masih mengikuti ku. Sungguh berdebar rasanya hatiku, malam kelabu akan menjadi saksi mata di acara pesta Halloween ini.

Karena malam ini adalah malam meriah dan teristimewa di hidupku. Aku harus bisa merubah fashionku mulai dari atas sampai bawah.

Hari ini aku mengenakan Gaun dress putih dan hijab ala Ratu mesir yang dihiasi ikat kepala warna golden. Sepatu heels 2 cm berwarna light gold. Sedikit riasan yang ku oleskan ke wajahku, berhati - hati agar tak tampak menor.

Sesekali aku tersenyum indah menampakkan lesung pipiku di depan cermin. Bukannya ke pedean tapi memang asli hari ini aku tampak berbeda.

Setelah semua selesai dari kostum, sepatu, make up dan oh ya, satu hal lagi topeng.. ingatku.

Topeng yang kukenakan adalah topeng biasa, topeng yang hanya menutupi sekitar area mataku sampai hidung. Dengan dipadukan bulu berwarna dark red, dark blue, dan light green.

Aku keluar dari kamarku dan menuruni tangga layaknya seorang Tuan Puteri. Namun, bukannya aku bergaya sok sok jadi Tuan Puteri tapi, aku takut jatuh dari tangga akibat sepatu heels yang ku kenakan.

Papa dan Kak Jo yang kudapati menungguku di bawah tangga sontak membuatku terkejut.

" Marilah, kita sambut Tuan Puteri Shafarra Dila Atmaja.." sambut Papa dan kak Jo sambil bertepuk tangan ria.

Aku tersenyum malu pada mereka. Baru kali ini aku di puji berlebihan sama keluarga.

" Mari, saya antarkan adek,.. eh, Tuan Puteri ke singgasana ?" ajaknya dengan membungkuk dan mempersilahkan ku untuk jalan.

Aku menatap Kak Jo heran. Lalu, aku tertawa kecil.

" Hah, singgasana ? Sejak kapan rumah ini jadi singgasana, Kak ?" Tanyaku sambil cekikikan tak tahan melihat sikap Kak Jo layaknya seorang pelayan Kerajaan.

Mama dan Papa hanya tersenyum kecil melihat tingkah kami berdua. Sudah kayak Tom and Jerry versi damai. Kak Jo pun juga tertawa karena tingkahnya yang berlebihan.

Aku menarik ujung lengan baju Kak Jo dan ia menaikkan satu alisnya member kode " Apa?"

" Kak, ayo udah jam setengah 7 entar selesai acaranya " rengekku dengan Puppy Eyes

Kak Jo mencolek daguku cepat " Aduh, Tuan Putri ngebet banget. Udah nggak sabar ya ?" godanya padaku

Aku memajukan bibirku dan memukul lengannya " Ah.. Kak Jo, gausah bercanda lagi deh, ayo cepet.." rengekku lagi dengan memerintahkannya

Ia merangkulku erat " Ayo Tuan Puteri " ajaknya tersenyum

Kak Jo yang membukakan pintu mobil padaku, dan membungkuk lagi padaku. Aku hanya tersenyum kecil dan menggeleng - gelengkan kepala padanya.

••••

Di perjalanan aku melihat Kak Jo yang masih fokus pada jalanan dan diam tanpa kata. Aku merasa resah dan deg deg an.

Bagaimana nanti pestanya ?

Apa aku akan menemukan seorang pangeran dalam hidupku ?

Apa aku akan berdansa dengannya ?

Beribu - ribu pertanyaan ada dalam otakku. Kenapa aku gugup seperti ini ?.

Aku mencoba menetralisir kegelisahanku malam ini dengan menarik nafas panjang dan menghembuskannya. Ku coba berkali - kali agar rasa gugupku kali ini berkurang.

" Sudah sampai " ujar Kak Jo memberitahu

Aku menatap lekat apa yang ku pandang saat ini. Di halaman sekolah banyak sekali siswa - siswi berdatangan namun, aku tak mengenalinya satupun mungkin acaranya pake topeng jadi, pada ga jelas semuanya.

" Kok diem ayo turun " beritahunya yang langsung membuyarkan pandanganku.

Aku segera menarik nafas lagi dan menghembuskannya. Tenang shafa, tenang..  gumamku yang menenangkan diriku.

Aku turun dari mobil Kak Jo, namun ketika aku akan turun Kak Jo menarik pergelangan tanganku.

" ingat, jangan malem - malem " perintahnya mengingatkanku

Aku pun tersenyum dan mengangguk padanya.

Aku memakai topengku dan langsung berjalan menuju gedung Auditorum sekolah. Kulirik sisi kanan dan sisi kiriku tampak semua yang hadir pada malam ini pada senang semua dan banyak yang berdua - duan dengan pasangan mereka masing - masing.

Aku sudah sampai di ruang Auditorium sekolah. Aku menganga takjub melihat dekorasi yang sangat indah sudah terpasang di dinding - dinding. Musik mengalun indah dan banya kudapati orang yang sedang berdansa.

Aku masih diam mematung di tempat dan melongo tak berdaya..

" Mau dansa ?" ajak seorang cowok padaku

Aku diam tak menjawab dan hanya memandangi sebuah uluran sebuah tangan. Sebelum aku menjawab " iya ". Dia pun langsung menggandeng tanganku ke tengah area dansa.

Dia menarik kedua tanganku lembut ke lehernya dan ia meletakkan tangannya di pinggangku. Aku hanya diam dan mengikuti perintahnya. Berdansa dengan alunan musik yang Slow.

Menikmati suasana ini. Aku mencium aroma tubuhnya yang kurasa sudah tak asing bagiku. Tentu saja, jarak diantara aku dan dia hanya sekitar 5 cm.

Kudapati ia yang sering melirikku dan tersenyum tipis padaku. Aku hanya membalas senyumannya dan memalingkan wajahku yang sudah merah padam kayak lobster rebus.

" Aww,.." rintihnya kesakitan

oo..ow aku tak sengaja menginjak kakinya dengan heelsku. Lantas aku pun langsung melepaskan peganganku di lehernya dan membantunya.

" Eh, sorry sorry sorry, gue nggak sengaja " ucapku gugup dan malu karena sebenarnya aku memang tak bisa berdansa.

Mukanya yang merintih sakit kemudian berganti dengan senyuman kecil.

" No problem, gue maklumin " ucapnya singkat

Aku yang canggung bersamanya karena kejadian tadi langsung meninggalkannya karena malu bangeettt..

" Mau kemana ?" tanyanya bingung dan menarikku kembali ke hadapannya

Aku terdiam membisu. Tak tahu harus menjawab apa..

" Acaranya kan belom selesai.." ujarnya kembali mengajakku berdansa

OMG.. ya tuhan mimpi apa aku semalam ? ketemu cowok begini ?... Apa ini pangeranku yang selama 1 minggu terakhir ku bayang - bayangkan ?..

Jika iya, perlihatkan wajahnya padaku tuhan,.. doaku dalam hati.

Malam yang indah. Belom pernah kudapati malam yang romantis dan seindah ini seumur hidupku. Aku hanya ingin menikmatinya. Menikmati berdansa bersamanya sekali saja. Sekali saja, dengan seorang cowok misterius ini..

Hallo readers, maaf kalo banyak typoo nya..
Jangan lupa Vommentnya ditunggu..
:))
Happy reading..

Why Can't I Tell Him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang