Cepat sembuh:(

1.5K 89 3
                                    

 "Bulan." Bulan mematung di kursi. Bulan yang tadinya berisik sekarang langsung kicep saat mendengar suara yang menurutnya agak seram. Atau Bisa dibilang ini sangat menyeramkan.

Cellin menatap heran ke arah Bulan, pasalnya sahabatnya itu sedari tadi mengoceh tak jelas, tapi setelah mendengar seseorang memanggil namanya ia langsung diam tak berbicara. Cellin yang masih bergelut dengan pikirannya tak menyadari kehadiran cowok dengan setelan kantor sedang berada di samping kulkas.

"Bulan."

"I--iya, Pak," jawab Bulan gugup. Dirga berjalan ke arah Bulan dengan santai, Bulan yang menyadari Dirga berjalan ke arahnya mendadak tubuhnya gemetar.

"Ikut saya!" perintah Dirga menarik lembut tangan Bulan. Keringat dingin membanjiri tubuh Bulan. Oksige-oksigen ... seseorang tolong beri Bulan oksigen!

Dirga berhenti tepat di sofa Ruang Tamu, menuntun Bulan agar duduk di sampingnya.

Dirga mulai mendekat ke Bulan. Bulan memundurkan dirinya gugup, tapi sialnya ia terpentok di pembatas sofa, alhasil tubuhnya tak bisa menghindari tubuh Dirga yang semakin dekat. Dirga berhenti tepat di wajahnya, bahkan hembusan badannya terdengar jelas di indra pendengaran Bulan.

Bulan menutup matanya sangking gerogi, is tak habis pikir dengan Bosnya kenapa Dirga selalu membuat jantungnya tidak sehat.

"Cepat sembuh ...," lirihnya.

Cellin yang sedang berjalan menuju Ruang Tamu tak sengaja melihat kelakuan kedua manusia yang berada di sofa itu. Dia tidak bisa menahan mulut embernya.

"Astaga ... sumpah gue gak lihat!" teriaknya sambil menutup mata dengan kedua tangannya. Dirga terlonjak kaget lalu membenarkan posisinya seperti semula.

Rafa dan Samuel turun tergesa-gesa dari lantai atas. "Ada apa?" tanya mereka berbarengan.

"I--itu!" Cellin menunjuk ke arah Bulan dan Dirga. Bulan memberi kode kepada Cellin dengan mengedipkan-ngedipkan matanya sebelah sambil mengangkat kepalanya. Cellin menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia tak mengerti isyarat dari Bulan.

Gadis itu bertanya melalui kode tangan dan mengangkat dagunya. Bulan menepuk pelan jidatnya lalu berjalan berkacak pinggang seraya menghampiri Cellin.

"Ssstt ... jangan ember!" serunya setengah berbisik. Cellin mengangguk paham.

Rafa menatap aneh kedua gadis di depannya. "Cellin kenapa?" tanyanya.

"Hhhe ... e--enggak kok, Bang. Tadi Cellin kaget a--ada kecoak! iya kecoak, Bang." Rafa mengangguk pelan lalu duduk menghampiri Dirga.

Bulan mengambil nafas lega, Rafa memang percaya tetapi, tidak dengan Muel. Abangnya itu menatap penuh selidik ke arah  Bulan. Lalu ....

Boom!

"Lo dicium Dirga?" tanya Muel asal. Dirga yang sedang minum tersedak minumnya.

Uhukk!

Bersambung.
Makin ke sini makin gaje yah? Maaf banget karna cerita ini susah banget buat aku nyari feelnya😴🙏 please komen kasih semangat buat aku🙏

Bos Galak (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang