Cup!

1.4K 72 0
                                    

"Sayang ...," lirih Bulan dengan manja. Tubuh Dirga menegang saat mendengar pangilan dari Bulan yang terdengar romantis dan sedikit manja, dan Dirga menyukai itu.

Tanpa sadar ia menggulum bibirnya senang. Sungguh, bersama Bulan ia seperti menjadi dirinya yang lain, mungkin saja sikap dingin dan arogannya akan menghilang secara perlahan saat bersama Bulan.

"Hem." Dirga hanya berdehem, mencoba untuk tidak tersenyum di hadapan Bulan. Ia terlalu gengsi untuk mengakui bahwa ia menyukai panggilan untuknya, tentu saja panggilan itu dari calon istri seorang Dirga Arkaneo.

Terdengar decakan kesal dari gadis bersurai panjang itu.

"Nyebelin banget sih, gak ada manis-manisnya. Emang dasar bos galak yah, tetap galak! Huhh!" gerutunya pelan, tapi masih bisa didengar oleh Dirga.

Dirga menghembuskan napas kasar. Wanita itu terlalu sulit dipahami dan dimengerti.

"Saya mendengarnya," ujar Dirga di akhiri deheman kecil.

Gadis bersurai panjang itu hanya memutar bola matanya malas. Sekarang gadis itu berada diposisi ingin dimengerti dan dimanja, tapi sayangnya sang kekasih tidak peka tentang hal itu.

Dirga yang bingung akan perubahan sikap sang pujaan tak tau harus berbuat apa. Dia terlalu polos untuk mengetahui hal-hal yang berbau romantis.

"Kenapa, hemm?" tanya Dirga dengan suara serak yang menambah kesan sexy.

"Gak tau!"

"Temenin saya keluar mau?"

"Ngapaiin?" Bulan menoleh, menatap datar ke arah Dirga.

"Jalan-jalan. Mau?"

Bulan mengangguk sebagai jawaban, membuat senyum Dirga langsung merekah.

***

Mereka mengelilingi kota Jakarta, menikmati suasana di sore hari.

"Mau ke mana sih?" tanya Bulan seraya memberengutkan bibirnya kesal.

"Beli cemilan mau?"

"Gak mau."

"Yaudah gak jadi." Dalam hati Bulan mengutuk Dirga. Laki-laki itu memang tidak peka sama sekali, tidak memahami kosakata wanita, kalau wanita bilang gak mau berarti mau!

"Berhenti!" seru Bulan dengan suara lumayan kuat.

Spontan Dirga menghentikan mobilnya, membuat tubuh mereka terhuyung ke depan. Untung saja tidak ada kendaraan di belakang mereka.

Bulan meringis, memegangi dahinya yang terasa sakit. Dirga yang mendengar ringisan Bulan menatap khawatir ke arahnya.

"Kamu gak papa?" tanya Dirga seraya memegangi kening Bulan.

"Udah tau sakit, masih nanya lagi!"

Cup!

Dirga mencium kening Bulan dengan lembut. Gadis itu mematung dengan rona merah yang menyeruak.
Gadis itu membuka seal beatnya cepat-cepat, lalu keluar tanpa mengajak Dirga. Ia berlari ke arah tukang gado-gado yang berada di pinggir-pinggir jalan.

Dirga tersenyum saat melihat wajah malu-malu sang kekasih. Ia ikut turun menyusul Bulan yang tengah duduk di meja.

"Tinggalin aja terus!" seru Dirga pura-pura merajuk.

"Apaansih?"

Dirga terkekeh kecil melihat wajah Bulan yang memerah. Tak lama kemudian seorang wanita paruh baya datang membawa nampan berisi dua gado-gado dengan porsi yang besar dan dua jus jeruk.

Gado-gado itu terlihat menggiurkan, membuat Dirga ingin sekali melahapnya.

Mata Bulan menatap binar ke arah gado-gado itu, setelah sang ibu penjual menaruh nampan itu langsung saja Bulan menyikatnya. Gadis itu memakan dengan lahap tanpa menawari Dirga yang menatap penuh minat ke arah gado-gado Bulan.

Bulan yang menyadari Dirga menatap gado-gado itu, langsung terlintas ide cemerlang untuk menjahilinya. Gadis itu memakan dengan sangat nikmat di depan Dirga, sambil sesekali mengarahkan sendok berisi sayur-sayuran yang diberi bumbu kacang dan bahan lainnya ke arah Dirga, lalu dengan secepat kilatnya ia memasukannya ke mulutnya.

Sudak cukup! Dirga tidak tahan! Laki-laki itu menarik paksa sendok di tangan Bulan lalu, memakan gado-gado itu sampai tidak tersisa membuat gadis di depannya melongo dengan mulut terbuka.

Dirga bersendawa cukup kuat membuat gadis di depannya semakin mengerucutkan bibirnya kesal. Dirga memang menyebalkan! Lihat saja nanti, ia akan balas dendam pada Dirga.

***

Bulan dan Dirga pulang dengan belanjaan jajan Bulan yang banyak di bagasi mobil Dirga. Ini semua adalah ide Bulan, pasalnya tadi Dirga sudah menghabiskan semua gado-gado Bulan dengan tidak menyisakannya. Tentu saja Bulan tidak terima makanya ia memborong semua jajanan yang ada dipinggir jalan dan membeli es cream di mini narket yang berukuran besar.

Keanu dan Nala keluar bersamaan, mereka terlihat akur, tidak seperti saat pertama kali Keanu datang.

"Paman ke mana aja?"

"Iyah, om ganteng sama tante bulan ke mana aja? Tadi Ken sama Nala caliin tante di mana-mana gak ada," tanya Nala menatap keduanya secara bergantian.

"Kita gak ke mana-mana kok, dari tadi juga tante sama om di sini." Kedua bocah itu hanya mengangguk polos.

Mata Nala menatap binar ke arah kantong plastik yang berada di genggaman tantenya. Bulan langsung menyembunyikan kantong plastiknya di belakang tubuhnya, membuat Nala mengerucutkan bibirnya.

Bersambung

Jangan senang dulu, karna ini masih part yang romantis dan aku mau bilang sebentar lagi ini akan menuju ke konflik yang akan buat kalian kesel.

Jangan lupa vote and komen, karna vote kalian sangat berarti buat aku 🙃🙂

Bos Galak (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang