_Beby Nala Atasha_
Anak dari Kenzie dan Angel. Kenzie adalah adik dari papa. Hari ini mereka akan terbang ke Singapura untuk memulai bisnis di kota maju itu, dan anaknya yang menyebalkan itu harus tinggal untuk beberapa hari di rumah gue.
Dirga ... satu kata untuknya adalah ... dia menyebalkan! Sangat-sangat menyebalkan lebih tepatnya.
Tok ... tok ... tok!
"Dek, turun! Kita makan bareng," ucap Rafa dari luar.
"Iyah, Bang. Bulan turun," teriak Bulan Dari dalam kamar.
Ada rasa bingung saat ingin keluar. Takut jika Dirga masih berada di rumahnya dan itu tidak sehat bagi kesehatan jantungnya. Dengan langkah ragu Bulan turun ke dapur yang letaknya di lantai bawah, dan benar saja, ada Dirga dan Nala yang duduk bersebelahan di sana. Oh, ayolah ... kenapa harus ada dia?
Bulan berjalan menuju kursi yang berada di samping Nala, tapi saat Bulan menarik kursinya Nala sudah terlebih dahulu mendudukinya dengan cengiran di wajahnya. Sialan! Bulan menggeram kesal. Namun, lebih sialnya tidak ada kursi lain selain di samping Dirga. Tidak! Jangan harap Bulan akan mau duduk di samping Dirga, itu kan semakin buruk untuk kesehatan jantungnya. Lebih baik ia mengambil makanannya lalu makan di ruang TV, itu lebih baik.
Bulan mengambil nasi dan beberapa lauk pauk yang sudah tersedia di meja makan. Lalu pergi menuju ke ruangan TV. Langkahnya terhenti saat mendengar suara Rafa.
"Mau ke mana?"
"Makan di ruang TV, Bang."
"Makan sini!"
"Ta--tap--"
"Bulan!
"Iyah, Bang, iyah." Bulan mendesah kecewa.
Bulan menarik kursi di samping Dirga dengan perasaan gugup, Ya Allah ... tolong jangan buat jantung Bulan jedag-jedug kayak gini!
Ada rasa canggung saat Bulan duduk di samping Dirga. Pasalnya gegara pertanyaan konyol dari Nala membuat jantung Bulan seperti ingin loncat keluar. Dirga mencondongkan tubuhnya ke arah Bulan, lalu membisikkan sesuatu.
"Kamu cantik!" ucapnya lalu kembali dengan posisi semulanya.
Blush!
Pipi Bulan memerah. Ini hanyalah gombalan basi para laki-laki, tapi tetap mampu membuat wajah Bulan memerah.
Nala menatap jahil ke Bulan. "Pipi Tante kenapa?" tanyanya dengan senyum menggoda.
"Emang kenapa?" Rafa yang sedari tadi diam kini mulai angkat bicara sambil menatap Bulan penuh selidik.
"Oh, iyah. Pipi kamu kok merah, Dek?" Bulan menundukan kepalanya lalu menggeleng pelan.
"Ciye-ciye, Tante Bulan lagi kesemsem sama Om ganteng, yah?" tanya Nala sambil cekikikan.
"Awas kamu, tante gak akan ajak kamu belanja lagi!" ancam Bulan sambil menatap kesal Nala.
Nala menggelembungkan pipinya. "Bialin aja! Nanti Nala bisa ajak Om Ganteng buat nemenin Nala beli coklat, yang buanyak ... hhhe."
Dirga, Rafa, dan Samuel hanya tertawa melihat perdebatan kecil Nala dan Bulan. Bulan pergi dengan wajah kesal, dan jangan lupakan hentakan kakinya. Itu adalah ciri khas Bulan.
"Tante ... tungguin Nala, dong!"
Setelah Bulan pergi Samuel menatap Dirga dengan wajah bertanya-tanya. "Lo apaaiin Adik gue sampai merah gitu?" tanyanya sambil terkekeh kecil.
"Cuman ngomong yang sejujurnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bos Galak (ON GOING)
Romance_Bulan Pradipta_ Bekerja di salah satu perusahaan musuh adalah musibah terbesar, dan musibah itu harus gue rasaiin setiap hari. Baru seminggu bekerja sudah ngebuat hati, huft ... menyebalkan! "Bulan, ambilkan saya minum!" "Bulan tolong pijitin bahu...