"Siap berangkat, Princes?" Bulan mengangguk antusias. Rafa dan Samuel saling menatap, lalu berjalan beriringan sambil merangkul pundak adik kesayangan mereka.
***
Mobil mereka berhenti di gedung yang bertuliskan MC Group. Bulan keluar dari mobil diikuti dengan Samuel Dan Rafa.
Samuel berjalan ke arah Bulan. Menatap adiknya dengan penuh kasih sayang walaupun selama ini ia sering kali menjahili adiknya, tetapi abang tetaplah abang, orang yang akan menyayangi dan melindungi.
"Ayok kakak anter kamu," ucap Muel sambil merangkul Bulan.
"Tumben lo kagak jahilin gue lagi?" tanya Bulan curiga.
"Dasar anak dugong! Hari ini adalah hari bahagia gue, karena lo bakal kerja dan gak jadi manja lagi." Bulan menatap tajam wajah Samuel yang tanpa dosa.
"Apa?" tanya Muel datar. Bulan hanya mencibikkan bibirnya kesal. "Lo mau apa? Gue bakal turutin semua kemauan lo." Mata Bulan langsung berbinar saat Samuel berkata seperti itu.
"Apapun?" tanyanya sambil menatap ke arah abangnya yang sedang sibuk dengan ponselnya.
"Hemm."
"Seblak level dewa!" seru Bulan kegirangan.
Samuel menoleh pada adiknya. "Enggak! Gue bakal turutin kemauan lo, asal jangan seblak! " Samuel menatap tajam ke Bulan. Sekarang lihat wajah sendu Bulan, matanya langsung berkaca-kaca. Sedangkan Samuel? Ia langsung pergi.
Rafa yang melihat pertengkaran kecil mereka langsung menghampiri sang adik yang tengah menatap sendu punggung Samuel yang sudah hampir menghilang dari pandangannya.
"Jangan dipikirin, mungkin Muel masih trauma gara-gara kamu makan seblak level dewa," ucap Rafa sambil mengelus puncak kepala adiknya. Bulan mengangguk pelan sambil menyeka air matanya.
"Kita udah telat nih, ayok masuk." Bulan mengangguk.
"Permisi, Pak Dirga." Rafa mendorong pintu masuk ruangan berwarna putih yang dipenuhi dengan barang-barang antik sehingga menambah kesan elegan.
"Selamat datang, Rafa dan Samuel." Kursi khas kantoran itu memutar, menampilkan sosok Directur yang tampan. Mata sipit Bulan membesar saat melihat siapa yang sedang duduk di kursi. Sedangkan orang yang duduk menatap Bulan sambil tersenyum miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bos Galak (ON GOING)
Romance_Bulan Pradipta_ Bekerja di salah satu perusahaan musuh adalah musibah terbesar, dan musibah itu harus gue rasaiin setiap hari. Baru seminggu bekerja sudah ngebuat hati, huft ... menyebalkan! "Bulan, ambilkan saya minum!" "Bulan tolong pijitin bahu...