Suara high heals menggema di koridor kantor. Bulan berjalan dengan anggun sesekali menyapa pegawai yang lewat. Hari ini ia merasa lebih baik dari hari sebelumnya, karena tidak ada Dirga yang menjahilinya.
Ngomong-ngomong tentang Dirga? Laki-laki itu sekarang tengah tidur manis di ruangannya. Bukan karna tidak professional, tetapi karna gadis nakal ini yang sengaja menaruh obat tidur di minuman Dirga.
Bulan terkikik geli saat melihat kelakuan konyolnya. Biarin saja, mengerjai bosnya sesekali tidak mengurangi pahala Bulan, 'kan?
Flashback on
"Hai, Bos." Sapa Bulan sambil tersenyum semanis mungkin saat memasuki ruangannya dan ruangan Dirga.
Dirga mengerutkan dahinya bingung. "Kamu kurang obat, atau kelebihan obat?" Bulan mengerucutkan bibirnya kesal. Sabar, Bulan. Kamu harus terlihat baik untuk satu jam ini, ini tidak akan lama. Monolognya.
Sedetik kemudian Bulan langsung merubah wajah kesalnya dengan senyum manis. Dirga hanya mengangkat bahunya acuh. Bulan datang sambil membawa teh hangat yang sebelumnya sudah ia campur dengan obat tidur.
"Silahkan diminum, Bapak ganteng." Untuk melancarkan aksi balas dendamnya, Bulan harus terlihat biasa saja di depan Dirga. Supaya balas dendamnya tidak dicurigaain olehnya.
"Tumben." Dirga menatap curiga kepada Bulan, tapi bukan berarti ia menolak teh buatan Bulan.
"Hari ini saya lagi baik, Pak. Makanya saya buatkan teh Bapak," ucap Bulan semangat. Dirga hanya mengangguk sambil menyeruput tehnya dengan nikmat.
Bulan duduk di meja kerjanya. Senyum manisnya tak pernah luntur dari wajah imutnya. Dirga yang sudah menghabiskan tehnya, sekarang ia tengah mengetik sesuatu di laptopnya sambil sesekali menguap. Tak lama kemudian ia tertidur pulas di atas meja kerjanya. Bulan yang tak ingin melewatkan moment langka ini terus memotret wajah tampan Dirga yang sedang tidur.
"Yes, yes, berhasil! Berhasil!" seru Bulan kegirangan. Gadis ini meloncat-loncat layaknya anak kecil yang mendapatkan permen dari Ibunya.
Flashback of
KAMU SEDANG MEMBACA
Bos Galak (ON GOING)
Romance_Bulan Pradipta_ Bekerja di salah satu perusahaan musuh adalah musibah terbesar, dan musibah itu harus gue rasaiin setiap hari. Baru seminggu bekerja sudah ngebuat hati, huft ... menyebalkan! "Bulan, ambilkan saya minum!" "Bulan tolong pijitin bahu...