Bulan keluar dari Restoran seorang diri, Dirga sedang berada di toilet sekarang. Bulan yang sedang sibuk dengan ponselnya tak melihat sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menghampirinya.
Bruk!
Bulan terpental jauh dengan kepala yang berada di atas trotoar. Orang yang berlalu lalang memekik histeris saat melihat kejadian itu. Sedangkan seseorang yang sudah menabraknya tersenyum miring lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Dirga yang sudah keluar dari Restoran celingak-celinguk mencari keberadaan Serketarisnya. Melihat kerumunan yang tak jauh dari tempat ia berdiri sedikit membuat ia penasaran.
Netra elangnya membulat saat melihat wanita dengan pakaian kantor tergeletak dengan darah di mana-mana.
"Bulan ...!" Dirga langsung menggendong Bulan ala bride style menuju mobilnya tanpa mendengarkan teriakan histeris orang-orang di sekitarnya. Mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, dengan tangan Bulan yang berada di genggamannya. Bulan yang masih setengah sadar melihat tangannya yang di genggam erat oleh Dirga tersenyum tipis, tapi itu tidak lama setelah kesadarannya menghilang.
Dirga panik saat melihat Bulan tidak sadarkan diri, ia menambahkan kecepatannya. Sialnya jalan sekarang sedang macet. Dirga mengumpat sambil memukul kuat setirnya.
"Sial!" Dirga menancapkan gasnya ketika keadaan jalan sudah sepi. Mobil Alphard Dirga berhenti di parkiran Rumah Sakit.
Dirga dengan cekatan menggendong Bulan sambil berlari di lorong rumah sakit."Suster! Tolong saya!" teriak Dirga kalang kabut.
Tiga orang suster berlari sambil mendorong brankar menuju Dirga. "Tolong bantu teman saya, Sus!" seru Dirga khawatir.
"Kami akan berusaha, Pak. Tolong tunggu di luar, karena ini gawat darurat."
Dirga mengacak rambutnya frustasi, menatap jasnya yang dilumuri oleh darah Bulan. Jika saja ia tidak ke toilet pasti Bulan tidak seperti ini.
Bersambung
Hayo, siapa yang nabrak kira-kira?
Tebak dong tebak!
Jangan lupa vote dan komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Bos Galak (ON GOING)
Romance_Bulan Pradipta_ Bekerja di salah satu perusahaan musuh adalah musibah terbesar, dan musibah itu harus gue rasaiin setiap hari. Baru seminggu bekerja sudah ngebuat hati, huft ... menyebalkan! "Bulan, ambilkan saya minum!" "Bulan tolong pijitin bahu...