Kebar-baran Bulan

1.7K 125 1
                                    

Mobil sports bewarna merah menyala datang dari arah belakang menuju ke arah Bulan dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Bulan yang tidak menyadari hampir saja tertabrak jika seseorang dari arah belakang tidak menyelamatkannya. Ternyata Security yang bertugas di siang hari yang menyelamatkan Bulan.

"Terimakasih, Pak," ucap Bulan dengan sopan. Security itu mengangguk sambil tersenyum.

Seseorang yang berada di dalam mobil meremas stirnya dengan kuat, disertai dengan umpatan-umpatan pedas. Sudah lama ia menunggu Bulan keluar, tapi rencananya hanya sia-sia.

"Sial!"

Bulan berteriak memanggili orang yang baru saja hampir menabraknya. "Woy, turun lo!" Seorang wanita cantik dengan pakaian minim keluar dengan kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Berjalan menghampiri Bulan dengan angkuh.

"Kenapa?" tanyanya santai sambil menurunkan kaca matanya sedikit, seolah-olah dia tidak bersalah.

Bulan menggertakan giginya kesal. Bulan melirik penampilannya dari atas hingga bawah. Sepertinya Bulan pernah melihatnya, ini cewek yang baru saja menamparnya 'kan? Baiklah, dia sedang bermain-main dengan Bulan.

Bulan menegakkan tubuhnya, lalu membenarkan letak kerah bajunya. Dengan seperti itu ia lebih tampak seperti seorang yang berjiwa besar. Sedangkan cewek yang di depannya mulai berdecih melihat kelakuan Bulan.

"Lo nyari masalah sama gue?" tanya Bulan dengan santai. Sedangkan yang ditanya hanya berdehem kecil sambil menjentikkan kuku-kukunya yang bercat itu.

"Dengan mobil butut lo ini, lo mau celakaiin gue? Hhha ... lawak kau, Mbak! Mobil kayak gini beserak di rumahku." Dengan santainya Bulan memukul kuat mobil Kezia. Kezia melototkan matanya ke arah Bulan. Bulan hanya mengangkat bahunya acuh.

"Serketaris model lo, mana mampu beli mobil kayak gue," seru Kezia sombong.

"Mungkin lo belum pernah dengar nama Marga Pradipta?" tanya Bulan santai. Kezia terdiam. Keluarga Pradipta memiliki wewenang yang tinggi. Bahkan keluarga Kezia hanya butiran sampah bagi Pradipta.

"Gue gak takut!"

Bulan mengambil ponselnya dari dalam tasnya. Lalu memencet nomor Papanya, Bulan memencet tombol speaker agar Kezia mendengarnya.

"Hallo, Pa."

"Iya, Sayang. Ada apa?" tanya Zean dengan lembut.

"Papa, tadi Bulan--" ucapan Bulan terpotong saat Kezia meminta maaf dengan wajah yang pucat pasi. Bulan tersenyum miring. Lalu melanjutkan berbicara di telvon dengan Zean.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Zean khawatir.

"Bulan gak  papa, kok. Bubayy, Papa ...." Bulan mematikan sambungannya.

"Anteri gue pulang!" perintah Bulan sambil berjalan ke mobil Kezia. Kezia mengepalkan tangannya.

Bersambung

Satu kata untuk Kezia dong🤧😂

Bos Galak (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang