Episode 10: Escaping

302 63 52
                                    

"Seandainya kita satu sekolah sejak awal, apakah semuanya akan berbeda?"

-Rey Davis


"Lo. Ikut gue," titah Rey pada Adel seraya menarik pergelangan tangannya menjauhi empat sahabatnya.

"Weeh!" Suara Adel naik turun sangking tiba-tibanya Rey menarik pergelangan tangannya dan membawanya pergi.

"Ey cicakman! Titip salam buat bapak lo ya, batman!" seru Jose sambil melambaikan tangan seraya tersenyum lebar atas kepergian Rey.

***

Sontak Adel melepas genggaman Rey dari tangannya, menyentaknya cukup kencang.

"Apa-apaan sih lo?"

Melihat tanggapan Adel yang tak begitu senang, Rey hanya membalasnya dengan wajah datar.

Sekarang keduanya ada di luar kawasan sekolah Bian Kasih. Cowok itu menarik Adel sampai ke hadapan motor sportnya.

"Ka—" Baru saja membuka mulut, perkataan Adel lagi-lagi dipotong.

"Naik," titah Rey sekali lagi sambil menaiki motor sportnya.

Tak membalas, Adel melipat tangannya di depan dada. Cemberut.

Rey menoleh pada cewek tersebut lantas menatapnya lamat-lamat. Rey bahkan sampai menopang tangannya di motor untuk menatap perempuan itu dalam waktu yang lama.

Sadar akan tatapan Rey, Adel menjadi salah tingkah. "Apa lagi liat-liat?" ujarnya galak.

Tidak sesuai ekspektasi, cowok itu malah tersenyum.

Oh ayolah, apakah cowok ini mengidap bipolar atau semacamnya? Kenapa sifatnya mudah sekali berubah? Juga sulit ditebak.

Adel berdeham mendapat perilakuan seperti itu. Adel baru tahu ternyata ditatap oleh lelaki tampan, tinggi, pintar, dan terkenal bisa memberikan efek yang mengganggu ketenangan hatinya seperti saat ini.

Tak lama kemudian Rey bergerak, cowok itu turun dari motornya. Rey mendekati Adel.

Langkah demi langkah Adel mulai waspada dengan aksi selanjutnya yang mungkin dilakukan cowok 'sulit ditebak' itu.

"Mau nga-ngapain lo?" tanya Adel sudah waspada siaga tiga.

Cowok itu mendekat lagi. Sampai hanya tersisa jarak kurang dari 8 cm diantara mereka, dan dengan tidak berdosanya cowok itu menyengir.

Ctakk!

"AAWWW!!" seru Adel kesakitan sekaligus kaget dan amarah yang mulai tersulut membara di pikirannya.

Yap, cowok itu barusan menyentilnya. Tidak terlalu kencang, tetapi tidak pelan juga.

"GILA YA LO?!" seru Adel masih tidak percaya dengan perlakuan Rey.

"GUE LAPORIN KE MMPPH!" Belum selesai berbicara lagi-lagi omongan Adel dipotong, lebih parahnya mulutnya dibekap sekarang.

"Shhht, jangan berisik."

Sekarang kedua alis Adel tertekuk jelas menatap Rey seakan membunuh.

Cowok itu masih tersenyum dengan tak berdosanya. Menganggap tidak ada yang terjadi barusan dan melepaskan bekapannya dari bibir Adel lantas naik lagi ke motornya.

"Itu karena tadi pikiran lo kotor," ujar Rey tanpa melihat padanya lantas memakai helm full face.

"Whatt?"

Tak lama kemudian Adel teringat. Apa yang dimaksud Rey dengan 'pikiran kotor' walaupun kenyataannya tidak seperti itu.

"Kalau mau first kiss, ditunggu ya nanti kalau udah sah," ledek Rey mengisyaratkan perang, sementara Adel sudah speechless dengan cowok satu ini.

Dream ChaserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang