Episode 7: Long Night Talk

443 155 151
                                    

"Kalau semua orang mempunyai mimpi untuk dikejar, maka bolehkah aku bermimpi untuk memilikimu?"

-Rey Davis

Adel menghela napas pasrah seraya menatap jendela kamarnya yang menghadap jalanan.

Sedari tadi cewek itu hanya melamun memikirkan banyak hal yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan seorang remaja berumur 18 tahun.

Seharusnya ia tidak membuang-buang waktu hanya untuk melamun, gadis itu kembali menunduk. Biarlah apa yang terjadi hari ini cukup dipikirkan sampai hari ini, karena hari esok akan ada tantangannya sendiri.

Tangan Adel meraih ponselnya. Ponsel yang ia gunakan untuk merekam video dirinya menyanyi di youtube. Perlahan gadis itu mulai melamun kembali.

Ia mengingat betapa berkecukupannya ia dulu, hingga suatu ketika hal itu berbalik tanpa diduga. Mungkin perumpaan tentang hidup itu seperti roda berputar benar adanya.

Tidak mungkin seorang tetap bertahan di puncak selamanya bukan?

Adel menggeleng kepalanya pelan, ia tidak boleh menyempatkan dirinya untuk mengeluh. Adel menyalakan ponsel dengan casing bening dan photocard dirinya bersama keempat sahabatnya yang tengah berpose aneh di depan cermin full body salah satu mall. Adel ingat betul betapa 'mencoloknya' mereka berfoto di depan cermin tempat umum itu, sangat heboh dan berisik.

Gadis itu mulai memilih lagu selanjutnya yang akan ia cover di channel youtube-nya. Perempuan berambut hitam legam itu memang belum tergolong terkenal. Walaupun sudah menjalaninya selama setengah tahun, ia baru mendapatkan 30 subscribers.

Kalau menurut introspeksi dirinya, Adel tidak merasa dirinya berbakat dalam bernyanyi. Ia hanya berkemampuan lebih di bidang itu, karena jujur ia tidak tahu apa kelebihannya sampai sekarang.

Beberapa sahabatnya memang memujinya dengan beberapa kemampuan seperti Adel yang mampu melukis pemandangan estetik, dan bermain piano sejak kecil.

Tapi Adel tetap merasa hal itu bukan suatu kelebihan yang perlu dibanggakan dari dirinya. Ia hanya sebatas mampu melakukan hal itu. Mungkin lukisannya kelihatan estetik karena teman-temannya belum pernah melihat lukisan orang lain sebelumnya.

Diluar sana, bahkan di sekolah Adel, ada jauh lebih banyak murid dengan kemampuan bernyanyi, melukis, atau bermain piano jauh lebih berpengalaman dari dirinya.

Dan orang-orang seperti itulah, yang Adel anggap pantas disebut sebagai 'orang berbakat' sebenarnya.

Pernahkah kalian merasa seperti ini juga? Saat kalian berpikir mampu melakukan sesuatu dengan baik, kalian merasa sangat down saat melihat orang lain ternyata jauh melakukannya lebih baik dari kalian.

Dan itu sering terjadi pada Adel. Terkadang saat ada acara di sekolahnya, Adel sering menonton seorang pengiring musik yang tampak sangat lihai dengan permainan keyboardnya, lelaki itu berumur sepantar dengan Adel, tetapi jauh lebih berbakat dari dirinya.

Parahnya lagi, kini lelaki itu menjadi sorotan karena kemampuan bermain keyboardnya. Dan sekarang satu per satu murid yang ditunjuk guru mulai naik mengisi panggung kosong itu. Panggung yang awalnya hanya diiringi seorang pemain keyboard, menjadi panggung yang dinaungi para pemain musik dan seorang penyanyi handal dari angkatan mereka.

Dream ChaserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang