Episode 9: Dating?

331 76 49
                                    

Charles terdiam sebentar, kemudian tertawa renyah. "Cowoknya Adel?"

Seketika suasana berubah mencekam. Kedua cowok itu saling bertatap-tatapan. Yang satu menatap meremehkan, dan yang satu lagi tanpa ekspresi.

 Charles menurunkan pandangannya dan memindai tubuh Rey dari atas sampai bawah. "Lo anak Tiara Harapan?"

Namun bukannya menjawab Rey malah memandang Charles dingin. Setelah hening selama 20 detik, cowok itu menarik Adel menjauhi Charles.

Sementara Charles hanya bisa menganga melihat betapa 'judes'nya cowok itu. "Wah.. dia.. barusan ngacangin gue?" tanyanya tidak percaya.

***

Rey menarik Adel ke belakang sekolah. Saat mencari tempat yang sepi tadi sebenarnya Rey agak bingung, kenapa tidak ada tempat yang sepi dan nyaman di Bina Kasih? Berbeda dengan Tiara Harapan yang sekolahnya sangat luas dan jangan lupakan taman yang luas dan terawat juga.

Tapi ayolah, yang penting ia bisa menemui ceweknya kan?

"Kamu!" Adel menunjuk Rey dengan kelingkingnya. Kedua alisnya tertaut masih mencoba mencerna apa yang baru saja cowok itu katakan dan terjadi.

Tanpa sadar Adel bergerak maju, terpikat dengan pandangan dan sorot mata Rey yang dalam dan tulus.

Jarak diantara keduanya makin menipis. Adel memangkas jarak diantara mereka tanpa sadar. Sampai akhirnya Rey memegang jari telunjuk Adel yang masih terangkat.

Sontak Adel tersentak, terkejut dengan jarak diantara mereka yang sudah sangat dekat. Otomatis Adel menahan napas, cewek itu mengatup matanya dan bibirnya rapat-rapat.

Rey yang melihat itu pun mengulum smirk. Rey memandang wajah Adel yang mulai memerah itu lamat-lamat. Cowok itu benar-benar menahan tawanya saat melihat semburat merah muncul di kedua pipi mulus Adel.

Tiba-tiba Rey mengulum smirk lagi. Cowok itu mendekat ke Adel, sangat dekat hingga perempuan itu bisa merasakan dan mendengar deru napas Rey.

Rey meraih pipi kiri Adel, mengelusnya lembut kemudian menangkup kedua pipi Adel yang makin memerah. Rey makin menahan tawanya, seru sekali menjaili cewek ini, pikirnya.

Jantung Adel berdegup kencang, ia bersumpah kalau cowok itu berbuat macam-macam Adel akan menendang bagian vitalnya. 

Woyyy makk tolong anakmu.. dia deket banget tapi omg.. Buka mata gak ya? Tapi..

Dah lah apa gue pura-pura mati aja ya.

Weh weh dia makin deket woyy!! Gawat, gue masih muda gue masih mau hidup TOLONGG!

Jangan curi first kiss gue please.

"Mikir apaan lo?" bisik Rey tepat disamping telinga Adel membuat sang lawan bicara bergidik.

Tak dapat dipungkiri suara cowok itu sangat indah. Suara berat, dalam, dan parau milik Rey mampu meluluhkan ribuan perempuan. Oke, sekarang Adel mengerti kenapa Rey sangat terkenal diantara sekolah-sekolah.

Perlahan Adel membuka matanya, ia mendongak sedikit dan matanya bertemu dengan sepasang netra berkilau milik Rey. Cowok itu tengah tersenyum dan tak lama kemudian ia tertawa.

"Pipi lo merah banget tadi," Rey melanjutkan tawanya, tidak peduli betapa malunya Adel sekarang.

Seketika Adel menyentuh kedua pipinya. Malu.

"Iiish.. Lagian siapa suruh deket-deket gitu," gerutu Adel sambil menginjak tanah dengan sebelah kakinya kesal.

Rey tertawa kecil lantas mengusak puncak kepala Adel. Melihat cewek itu cemberut sudah memperbaiki moodnya kembali. Sepertinya ia menemukan hobinya lagi.

Dream ChaserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang