Episode 2: Do You Know Who I am?

504 180 146
                                    

"REEEYYY!" Teriak Rachel mama Rey menggema di kamar Rey.

"BANGUN KAMU! UDAH JAM 9 MASIH TIDUR?" seru Rachel menarik selimut Rey.

Namun Rey tidak goyah sama sekali, belum terbangun sama sekali dari mimpi indahnya. Rachel beralih menggoyang-goyangkan tubuh Rey kemudian mematikan AC.

Rey masih merengkuh di tempat tidurnya, memeluk guling kesayangannya. "CEPET IHHH!" Rachel menjewer telinga Rey keras dan memutarnya membuat Rey bangun seketika.

"MAA, SAKIT TAUU!" protes Rey cemberut tiba-tiba terduduk dan mengelus telinganya.

"Lagian dibangunin susah banget! Liat tuh udah jam 9! Kerjaan kamu cuman main game, makan, tidur. ITU AJA TERUSS, mau jadi babi kamu nanti?" Omel Rachel bingung harus gimana lagi agar anaknya tidak malas.

"Dih, kok cita-cita jadi babi. Ada-ada aja mama. Mending jadi kera daripada babi," balas Rey yang terlihat masih ngantuk.

"Iya jadi sungokong aja kamu. Aduh.."

"Beh, gitu dong ma. Kan keren sungokong kera sakti," ucap Rey bangga lalu bangkit berdiri dari tempat tidurnya.

Rachel menepuk jidatnya sudah terbiasa mendengar humor level abal-abal Rey. "Terserah kamu deh, capek mama."

Rachel Thalia, seorang ibu dari 2 anak. Perempuan berparas cantik dan menawan itu berdarah prancis asli. Rambut sebahu perpaduan coklat dan blonde menambah aura anak mudanya. Dikenal orang-orang sebagai sosok yang tegas, dan keras tetapi penyayang yang setia bagi keluarganya.

Setelah Rachel keluar, Rey berdecih kemudian menoleh ke arah jam yang membuatnya marah naik kepalang. "BARU JAM 6.30 MAMAAAAAAA!"

Umpatan tak henti-hentinya diucapkan Rey sepanjang jalan ke sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Umpatan tak henti-hentinya diucapkan Rey sepanjang jalan ke sekolah. "Udah gak papa biasain bangun, biar bisa makan sama siap-siap gak terburu-buru." Begitulah kata Rachel saat Rey keluar kamar dan marah-marah tidak jelas.

Rey memarkirkan Ducati Diavelnya di parkiran sekolah khusus bagian motor. Rey memarkirkan motornya di bagian bertulisan 'VIP' karena memang tempat itu memiliki jarak lebih luas dari yang lain. Tempat langganannya dan gengnya memarkirkan motor, tidak ada yang berani memakai tempat itu selain geng Rey.

Parkiran sekolah tersebut dipenuhi motor sport yang terus berdatangan seiring berjalannya waktu. Rey turun dari motornya seraya melepaskan helm full face hitamnya lalu berjalan menuju pintu utama seraya merapikan rambutnya.

Tiara Harapan, tulisan itu terpampang sangat besar di gedung 6 lantai tersebut. Sekolah yang menaungi sekitar 200 murid setiap angkatan dan salah satu sekolah bergengsi dan top di Jakarta.

Mulai banyak murid yang berdatangan, ada yang diantar mobil, sampai membawa mobil sendiri.

"Woi bro, tumben lo dateng pagi," sambut Robert salah satu sahabat Rey yang berdarah campuran bule, chinese indo. Sebenarnya, Robert adalah anak IPS kelas sebelah, namun karena teman-temannya sedang mengumpul disini, akhirnya ia ikut kabur saja.

Dream ChaserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang