Episode 12: Ragu

101 10 5
                                    


"Jangan lupa nanti malem mau ke rumah Auntie Erica. Pake baju yang bagus, jangan yang gembel," seru Mama Adel dari ruang makan.

Suaranya cukup kencang sampai kedengaran di kamar Adel. Wajar saja, Mama Adel adalah orang Medan asli hanya saja ia pindah ke Jakarta sewaktu SD.

Adel menghela napas. Baru saja ia ingin menikmati sushi favoritnya, namun sepertinya hari ini langit tidak berpihak pada dirinya.

Ralat, bukan hari ini saja melainkan hampir setiap hari.

Krekk

Adel mendengar bunyi-bunyi dari luar kamarnya.

"Mana Adel?" Suara laki-laki bertanya.

"Noh, di kamar males-malesan. Bilangin dong adik lo jangan main HP terus kerjaannya," gerutu Sherly menekankan kata 'HP'.

Kriett

Pintu kamar seorang perempuan yang tengah duduk disamping kasurnya terbuka, menampilkan sosok sang Adik yang tampak sedih dan lelah.

Adel membuang muka. "Apa?"

Marcus mengedarkan pandangannya sebentar sebelum menutup pintu. "Siapa cowok tadi?"

Adel menoleh menghadap Kakaknya, mengangkat sebelah alis. "Maksud lo?"

Marcus menarik kursi meja belajar Adel lantas duduk menghadap adiknya dengan sandaran kursi menghadap dirinya.

"Lo punya pacar baru?" Marcus tersenyum bermaksud meledek adiknya.

"Apasih? Enggak."

"Idihh, malu-malu gitu. Pasti iya kan? Coba ceritain siapa namanya terus kayak gimana orangnya biar Koko bisa nilai dia juga," kata Marcus kemudian mencubit pipi Adiknya sedikit terlalu kencang.

"Beneran, gak pacaran Ko," balas Adel masih ngambek.

"Terus itu yang GoFood-in sushi siapa? Gak mungkin lah lo yang beli, orang lo pelit."

Adel melayangkan tatapan seram kepada Marcus. "Enak aja, lo juga pelit!"

"Pelitan lo lah, coba tanya Mama kalau gak percaya."

Adel mendengus sebal. "Terserah."

Sebuah ide iseng muncul di benak Marcus, dia tersenyum jail. "Yaudah, kalau bukan dari siapa-siapa, gue habisin ya."

Marcus tiba-tiba beranjak dari kursi, membuat suara gaduh sebentar karena kakinya tak sengaja kebentur meja lalu berlari keluar kamar Adel.

Adel yang baru menyadari maksud Kakaknya langsung melebarkan mata lantas beranjak dari tempatnya juga, ingin mengejar Kakaknya.

"WOY, KO!!" Pasalnya, Kakaknya ini selalu menghabiskan semua makanan dan tidak pernah menyisakan sedikit pun untuk adiknya.

Saat tiba di ruang makan, yang dilihat Adel adalah kotak-kotak sushi kosong yang hanya tersisa saosnya dan satu sushi terakhir.

"Kokoo!!" teriak Adel.

Marcus menyengir, mulut lelaki itu penuh, membentuk dua gumpalan di kedua pipinya.

"Ada apa sih, berisik banget?" tanya Mama yang muncul dari toilet.

"Itu, kokoo!" Adel merengek sambil menunjuk Kakaknya.

"Aduh, kenapa lagi sih lo Cus."

Sang Kakak memeletkan lidah. "Siapa suruh gak mau cerita."

Adel yang tadinya ngambek sekarang menjadi semakin kesal. Padahal itu makanan favoritnya, bisa-bisanya Marcus menghabiskan semuanya tanpa menyisakan satu potong pun.

Dream ChaserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang