Episode 3: Spiderman

480 179 174
                                    

"Karena kamu datang ke hidupku bagaikan sepoian angin, yang hanya singgah datang memberi sensasi lalu pergi saat bosan."

Seorang perempuan menyisir rambut Anna. "Ish kemana sih perginya Rey," gerutu Anna sembari membubuhkan sedikit make up menatap kaca di mejanya. Kedua alisnya tertaut, mengernyit sampai membentuk kerutan-kerutan di sekitar dahinya. Matanya menatap nyalang siapapun yang berani meliriknya.

"Biasa lah paling bolos," jawab Eva santai sembari duduk di kursi didepan Anna.

Anna memutar bola malas, mendengus kesal. Gadis itu masih melanjutkan aksi make upnya yang belum selesai, memakai maskara dan membubuhkan sedikit lip tint di bibir merah mudanya.

Anna Claretta, murid Tiara Harapan berdarah campuran eropa indo. Dancer terkenal di sosmed dan dikenal banyak orang karena kecantikannya dan sifat narsisnya yang sangat over. Semua orang tahu perempuan berambut blonde itu menjadi terobsesi dengan Rey sejak diputuskan sepihak oleh si cowok. Tentu saja, berita putusnya Rey si most wanted dengan sang primadona sombong menggemparkan satu sekolah.

Ya.. apapun yang menyangkut Rey pasti menjadi berita besar.

"Ya gue juga tau! Tapi gue pengen tau dia dimana."

"Aww, sisir yang bener dong! Kalau ada yang rontok awas aja lo. Oya, udah cuci tangan kan sebelum sisir rambut gue? Rambut gue baru keramas pake shampoo baru dari Belanda nih!" Anna melirik perempuan yang tampak ketakutan sekaligus menahan kesal dibelakangnya, mendengus sinis.

"Udah," jawab perempuan itu lanjut menyisir rambut gelombang Anna yang sehalus sutra.

Anna mendekatkan kacanya pada wajahnya, mengelusnya pelan. "Aduh muka gue kok agak kasar ya. Apa gue harus perawatan lagi ya? Gara-gara kemarin liburan sangking asiknya gue gak jaga makan sih," Anna terus mendumel melihat setitik bintik hitam di wajahnya. Perempuan itu mengangkat kaca kecilnya mendekati wajah seputih salju itu. Masih nampak kerutan pada keningnya karena menahan kesal.

Eva yang melihat perbuatan sahabatnya itu hanya mendengus pasrah, ya.. seperti itulah pembicaraan mereka sehari-hari. Kalau tidak menggosip, ngejulid, pasti menggunjingkan cowok sok keren itu. Eva sama sekali tak mengerti kenapa temannya di depannya bisa sangat mencintai lelaki itu bahkan cintanya ditampik mentah-mentah oleh Rey.

Eva ingat betul kejadian waktu itu saat ulang tahun Anna yang ke-17. Anna mengundang Rey ke pesta ulang tahunnya, bertujuan untuk balikan dengan cowok itu. Walaupun 99% kemungkinan pasti ditolak, semua orang sudah tahu apa yang terjadi dengan mereka. Dan saat mc memanggil Rey untuk maju kepanggung dan menyuapi Anna sepotong kue, lelaki itu berubah menjadi geram dan meninggalkan pesta itu begitu saja. Oh ya, jangan lupa lelaki itu menggila sesaat karena Anna yang bersikeras menahannya di tengah pesta membuat semua mata tertuju pada keduanya. Rey menyenggol cake ulang tahun Anna setinggi 2,5 meter dengan sekali hentakan sehingga kue mewah itu langsung ambruk dan berserakan di lantai.

Eva memijit pelipisnya pelan, lalu menumpukan sebelah tangannya ke meja Anna, menatap gadis itu penuh telisik. Melihat Anna yang terlihat risih karena akhirnya cewek itu sadar, Eva langsung membuka pembicaraan. "Kenapa sih lo suka banget sama Rey? Maksud gue, kan masih banyak cowok yang nungguin lo diluar sana. Kalau masalah ganteng mah.. mereka juga gak kalah ganteng menurut gue, terus duitnya juga ga–"

Salah satu kebiasaan seorang Anna Claretta, memotong pembicaraan seseorang. "Karena gue cinta dia, dan gak ada yang bisa gantiin cowok sesempurna dia. Dia sempurna buat gue."

Eva tersenyum sarkas, membuang pandangannya sebentar sebelum menatap wajah cantik di depannya lagi. "Gak ada orang yang sempurna Na, lo itu sadar gak sih lo udah dibutain cinta? Ya masih mending kalau dia suka balik ama lo. Tapi ini–"

Dream ChaserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang