#33

1.9K 202 47
                                    

Dia semakin mendekat ke arah kamar Dejun. Pintunya sedikit terbuka, tak ditutup sepenuhnya. Menyisakan tampakan Dejun yang duduk di pinggir kasur sambil bermain gitar. Menyanyikan sebuah lagu.

Awalnya Anya ingin mengangetkan suaminya itu. Tapi, lagu yang dilantunkan Dejun malah membuat hatinya seperti tercambuk berkali-kali.

Coba tanya hatimu sekali lagi
Sebelum engkau benar-benar pergi
Masih kah ada aku di dalamnya?
Karena hatiku masih menyimpanmu
Kisah kita memang baru sebentar
Namun kesan terukir sangat indah~

Ku memang bukan manusia sempurna
Tapi tak pernah berhenti mencoba
Membuatmu tersenyum
Walau tak pernah berbalas
Bahagiamu juga bahagiaku~

Anya memundurkan sedikit langkahnya, hingga hanya suara Dejun saja yang terdengar. Kenapa bait itu bisa melukainya. Itu hanya bait lagu!!

Secara tak sadar, Anya menjatuhkan plastik berisi jajan tadi ke lantai. Mencoba untuk lebih jeli mendengarkan nyanyian Dejun.

Menyandar pada dinding yang memisahkan antara kamar Dejun dengan lorong menuju ruang tamu itu.

Saat kau terlalu rapuh
Pundak siapa yang tersandar?
Tangan siapa yang tak melepas?
Ku yakin aku

Bahkan saat kau memilih
Untuk meninggalkan aku
Tak pernah lelah menanti
Karena ku yakin kau akan kembali

April~Fiersa Besari

Bukan tanpa alasan Dejun melantunkan lagu itu. Dia benar-benar jatuh cinta pada kata-kata di setiap liriknya.

Anya yang tak tahan untuk mengeluarkan air matanya, ia langsung melepas tas sekolahnya di tempat dan menghampiri Dejun.

Dejun yang masih dengan bernyanyi, Anya langsung duduk dibelakang Dejun dan memeluk nya erat. Tangan kanan ia kalungkan ke depan dada Dejun. Dan tangan satu lagi ia lingkarkan diperut Dejun.

Sempat tersentak saat Anya tiba-tiba memeluk tubunya. Tapi tak lama, Dejun paham bahwa itu adalah Anya. Wangi khas nya mampu tersebar di sekitar karena Anya sedikit menghempaskan tubuhnya saat duduk tadi.

Dejun bingung, haruskah ia ikut menangis? Atau tersenyum sebagai tanda terharu.

Segera ia menaruh gitar yang tadinya kokoh ia petik senarnya. Membalikkan badannya dan membalas pelukan Anya dengan lebih erat.

Ruangan itu hanya dipenuhi suara isak tangis Anya. Sekuat mungkin Dejun menahan bulir air matanya. Ia tak ingin terlihat lemah.

Tangisan Anya semakin menjadi. Dejun sudah mencoba untuk mengusap punggung dan rambut Anya penuh kasih sayang.

"Kenapa yank? Abis dislepet?" Dejun bisa merasakan bahwa baju bagian punggung atas nya basah.

Anya yang mendengarnya langsung menarik rambut belakang suaminya itu. Alhasil kepala Dejun sedikit terangkat.

Anya hanya menggeleng. Tetap pada tangisnya.

Beberapa saat kemudian, Anya melepaskan pelukannya dan menatap Dejun dengan sangat hati-hati.

"Gw minta maaf Jun" air mata Anya kembali mengalir "Lu udah tau kan kalo gw tadi ke rumah Hyunjin?"

Dejun tersenyum mengangguk.

"Udah jangan nangis. Kek anak kecil" Dejun kembali mengusap lembut rambut Anya. Sesekali menghalus air mata yang keluar dari mata Anya.

"Nggak Jun. Gw egois. Gw jahat. Gw nggak pantes buat elu" Anya menutupi muka nya dengan kedua tangannya.

{1} 𝑫𝒊𝒋𝒐𝒅𝒐𝒉𝒊𝒏 || 𝑿𝒊𝒂𝒐 𝑫𝒆𝒋𝒖𝒏 {𝚎𝚗𝚍}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang