6

96 16 11
                                    

Geser medianya dan jangan lupa play lagunya <3 Votenya juga kalo bisa hehe

Aku mogok berbicara dengan Jay setelah hari itu. Jika saja ia tidak membawaku ke ruang tunggu Sunghoon, mungkin aku tidak akan memusuhinya seperti hari ini. Bukannya apa, aku kelihatan seperti orang tolol kelaparan yang suka kepada pangeran es ini. Belum cukup dengan godaannya yang membuatku malu, Jay malah masuk sambil memaki-maki dengan mengataiku babi suka makan.

"Yura-ya, sarapan dulu."

"Jongseong di bawah juga? Jika ada dia aku tidak mau."

"Tidak. Jongseong pergi dengan temannya sejak pagi tadi."

Aku tersenyum puas dan membuka pintu kamar. Aku tersenyum manis kepada eomma karena bisa tau bagaimana cara membuatku keluar kamar. Eomma menggeleng pelan, seolah tak mengerti denganku dan Jongseong. Setiap appa dan eomma bertanya, aku pasti selalu mengalihkan pembicaraan atau diam saja. Padahal mereka pasti mendengar cerita dari mulut si Jongseong.

Aku turun melalui tangga sambil menggandeng eomma. Suasana rumah terasa cerah tanpa si Jongseong. Aku merasa jadi anak yang disayang tanpanya di rumah. Apalagi kalau ada Chaeyoung eonni. Pasti rasanya akan seperti keluarga harmonis.

"Ada kabar apa anak gadis appa tersenyum di pagi hari?"

Aku mendengus. Senyum salah, cemberut salah. Mukaku memang banyak ekspresi di pagi hari. Dan mereka selalu mengomentari wajahku saat turun tangga.

"Sudah, sudah. Makan dulu. Setelah ini kau ada janjian tidak?"

Aku menggeleng pelan sambil menatap eomma. Karena nyatanya aku memang tidak memiliki janji. Rael di hari minggu adalah manusia yang taat beribadah ke gereja. Beda dengan keluargaku yang tak terlalu taat. Makanya biasanya di hari Minggu seperti ini aku sibuk menonton drama. Atau pergi ke kafe sendirian sambil menggalau ria ditemani lagu.

"Baguslah. Nanti tolong antarkan ini kepada Jongseong ya. Dia sedang bermain di rumah Jake."

Aku menatap eomma protes. Padahal eomma tau, hubunganku dengan Jay tidak baik, kenapa malah menyuruhku mengantarkan sekantong plastik keperluannya? Aku benar-benar sebal. Si Jongseong kurang ajar tak tahu malu itu malah melupakan barangnya di rumah. Itu sangat menyusahkan tahu!

"Kalau tidak salah, menantu juga ada disana."

"Sunghoon?" Tanyaku tak percaya. Kok Sunghoon masih mau berteman dengan si Jongseong dan si Jaket? Aku menggelengkan kepalaku menolak suruhan eomma. Mengingat kejadian beberapa hari yang lalu itu cukup mempermalukanku secara totalitas di hadapan Sunghoon.

"Suruh saja Jay pulang. Aku tak mau."

"Jeanne," eomma menatapku tajam. Aku kembali menghela napas. Jika eomma sudah memanggil nama inggrisku, dia pasti akan membahas hal-hal di masa lalu yang membuatku malu. Singkatnya, mengancamku.

"Iya iya!"

Aku menyelesaikan sarapanku dengan tenang dan langsung naik ke kamar untuk bersiap. Di hari Minggu seperti ini, mandi di pagi hari bukanlah hal yang tepat. Tapi mengingat keberadaan Sunghoon di rumah itu, aku langsung mempertimbangkan mandi pagi. Tidak mungkin aku berpenampilan jelek lagi kan seperti terakhir kali?

Aku langsung mandi dan menyiapkan baju yang akan kupakai. Biasanya saat ke rumah Jake, aku memakai jeans biasa dan hoodie. Aku sudah menganggap Jake seperti saudaraku, yang kurang ajar. Tapi kali ini ada Sunghoon. Sekalipun aku tidak kesana untuk bermain bersama mereka, mengingat ada Jay, tapi setidaknya aku harus berpenampilan modis.

Ice Rink PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang