4

93 17 0
                                    

Geser medianya dan jangan lupa play lagunya ya <3

"Oh tumben kau cepat datang Yura-ya. Jay membawa motor lebih cepat dari biasanya ya?"

Aku masuk ke kelas dengan lelah. Ucapan dan perlakuan Sunghoon saat di mobil tadi mampu menyerap keaktifanku yang biasanya melebihi batas normal. Sekarang, Yoo Rael malah menanyai tentang waktu kedatanganku di sekolah. Rasanya, untuk menjawab saja aku sangat lelah.

"Ani, aku tadi pergi bersama teman Jongsaeng," jawabku sekenanya kemudian meletakkan tas di meja. Aku meletakkan kepalaku di atas tas yang sudah kuisi baju olahraga. Ah, sial. Hari ini jadwal olahraga.

Rael memberikan sekotak susu cokelat kepadaku. Kebiasaan aneh lainnya yang dimiliki orang di sekitarku. "Jake? Kukira kau tidak akan mau berangkat dengan Jake."

"Ani, bukan Jake juga. Kau tau Park Sunghoon? Aku saja baru berkenalan kemarin dengannya," jawabku malas sambil menghela napas berkali-kali. Dadaku sesak membayangkan senyum Sunghoon yang kerap kali muncul di kepalaku. Sepertinya aku harus pergi sambil berdoa lebih sering ke gereja. Bisa-bisanya menyukai orang yang mengejekku dengan senyuman tampannya.

"Park Sunghoon? Aku baru mendengar namanya."

"Nado. Aku juga baru mendengarnya kemarin," aku membuka susu kotak itu melalui sedotan dan meminumnya. Memang, susu cokelat adalah hal yang terbaik di pagi hariku. Rael benar-benar tahu yang terbaik untukku.

Rael menatap mataku dengan serius dan ikut merebahkan kepalanya sambil menatapku. Aku tertawa geli. Sahabatku satu ini benar-benar lucu. Seandainya ia tak sepolos ini, mungkin kembaranku itu tidak akan jatuh hati kepada Rael.

"Kau menyukainya?"

"Ey, museun marya. Aku memang pencinta wajah tampan, tapi tidak mungkin aku jatuh cinta dalam satu hari."

Rael menyipitkan matanya yang sudah sipit itu. Sepertinya ia mencoba mencari kebohongan dari perkataanku. Ya, lagian aku tak berbohong sepenuhnya. Siapa yang akan jatuh cinta dalam sehari, coba? Jantungku menggila karena diperlakukan manis oleh seorang lelaki. Karena seumur hidupku, ayah dan Jongsaeng tak pernah memperlakukanku seperti itu. Wajar kan aku kagum dengan keromantisannya?

Pada akhirnya Rael mengalah dengan tatapanku. Ia menegakkan duduknya dan mengambil beberapa buku catatannya dari dalam tas.

"Kau sudah membuat pr dari Song-ssaem kan?"

"Tentu saja, sudah."

Rael mengangguk setelah menanyaiku pertanyaan tentang tugas. Aku hanya kembali memperbaiki posisi yang bisa membuat kepalaku nyaman. Kepalaku sedikit pusing setelah menghirup bau AC mobil Sunghoon yang bercampur dengan parfumnya. Apalagi sisa bau susu yang kumuntahkan masih tersisa. Membayangkannya sedikit membuat perutku nyeri.

Aku menolehkan kepalaku ke arah lain. Tidak lagi menghadap Rael. Sepertinya lebih baik aku tidur selama 30 menit sebelum Jung-ssaem memasuki kelas.

"Ya, neo gwenchana? Mau ke uks?"

"Tidak, aku hanya perlu sedikit tidur. Badanku sakit, tadi pagi aku memuntahkan susu, dan menghirup ac bercampur parfum."

"Ya sudah, kau tidur saja. Nanti kubangunkan kalau Jung-ssaem sudah datang."

"Gomawo."

Aku mulai menutup mataku. Menghadap ke arah pintu masuk kelas sambil membayangkan hal menyenangkan yang bisa membuatku tertidur.

Sunghoon yang mengelus rambutku. Wajahnya yang tersenyum. Tatapan seriusnya saat melakukan putaran di atas ice rink. Badannya yang tinggi saat memelukku. Bibirnya yang-

Ice Rink PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang