7

79 17 4
                                    

Geser medianya dan play lagunya yaa
:3

Kali ini Yoo Rael yang menyeretku ke ice rink. Sebenarnya, kemarin aku menunjukkan video Yuzuru Hanyu kepadanya dan sepertiku saat melihatnya, ia ingin menjadi ice skater juga. Aku sih sudah melarangnya karena ice skating bukan hal yang mudah. Tapi ia tetap bersikeras, ia juga berharap aku dapat mengajarinya. Mungkin dia tidak tau aku bahkan lebih buruk dari bocah-bocah yang baru masuk arena ice skating.

Untungnya Jay kuajak ikut. Mengingat aku pernah mengiming-imingi Jay untuk mendekatkannya dengan Rael, kurasa ini kesempatan yang sangat bagus. Lagian aku juga tidak mungkin mengajari Rael di saat aku saja belum sanggup meluncur seorang diri.

Masalahnya, Sunghoon sedang latihan! Akhir-akhir ini aku menghindarinya. Karena kejadian di rumah Jake kemarin itu membuatku malu. Bahkan Sunghoon menggodaku tentang kejadian hari itu saat berpapasan di sekolah. Aku sering mempermalukan orang lain, tapi baru kali ini aku merasa benar-benar malu karena ucapanku sendiri.

"Kau tidak ikut latihan?" Suara yang sangat kukenal memanggilku yang masih duduk di luar arena. Aku tau, ini suara si Sunghoon. Aku hanya diam dan memanyunkan bibirku malas. Pasti sebentar lagi dia akan membahas itu lagi!

"Aku sedang senggang. Biar kuajari, ayo masuk."

Aku menatapnya tajam. Sedangkan yang ditatap hanya tersenyum membalasku. Wajah tampannya itu kadang membuatku gemas. Aku sedang marah, tapi saat melihatnya juga langsung mereda. Emosiku langsung dihancurkan karena wajah dan senyumnya itu.

"Aku tidak akan menggodamu. Serius."

Aku mendengus pelan sebelum meneguk botol air milikku yang kubeli. Kemudian aku berdiri dan berjalan ke pintu masuk arena setelah melepaskan penutup besi di sepatu. Sunghoon sedikit terkekeh saat melihatku berjalan canggung di atas sepatu skating ini.

"Apa yang kau tertawakan?!" Aku bertanya dengan galak kepada Sunghoon saat sampai di pintu masuk arena. Ia membalas dengan gelengan dan malah mengulurkan tangan kanannya.

"Kau kelihatan lucu di mataku. Jadi maukah putri pemarah ini kuajari?"

Kata-katanya sebenarnya menyinggung sikapku lagi. Tapi aku tidak bisa marah kepadanya. Efek teriakan iri perempuan dari seberang membuatku mau tak mau menerima uluran tangannya. Mereka tak tahu saja apa yang kami bicarakan dan malah kelihatan romantis seperti ini.

"Pegang tanganku yang erat. Kau tidak akan jatuh, oke?"

"Aku tahu. Jika aku jatuh, kau yang akan Jay dan Rael marahi."

Sunghoon tiba-tiba melepaskan tanganku. Aku kaget dan langsung memegang bahunya erat. Gila! Aku hampir jatuh!

"Park Sunghoon!"

"Jangan mengancamku. Aku gurumu Jeanne Park."

Aku lagi-lagi mendengus kesal dan mulai merenggangkan peganganganku pada bahunya. Ia kembali menyambut kedua tanganku dan menatapku serius. Tumben, biasanya dia selalu menatapku hangat. Terserah dia sih, matanya juga punyanya.

"Dari mana kau tau nama Inggrisku?"

Sunghoon kemudian menyuruhku melakukan latihan terakhir dengannya. Aku menurut saja, sambil menunggu jawabannya. Sunghoon tetap fokus mengajarkanku. Seolah tak mendengar pertanyaanku barusan.

"Bagus, kau sudah bisa berdiri dengan tegak."

"Iya aku sering melatih keseimbanganku. Jadi, jawab pertanyaanku."

Sunghoon kembali menatapku. Ia lagi-lagi melepaskan tangannya dari tanganku. Membuatku lagi-lagi mengutuknya dan meraih pinggangnya untuk menyeimbangkanku. Secara tidak langsung, ya, aku memeluknya. Perempuan di seberang itu kembali berteriak histeris. Aku sih tidak peduli dengan patah hatinya melihat interaksiku dengan Sunghoon, aku lebih peduli saat tangan kurang ajarnya Sunghoon kembali berulah dengan memegang pinggangku. Ia tertawa, terlihat dari perutnya yang bergetar karena tawanya. Aku yakin ia menertawakan bentukan tubuhku yang aneh di matanya. Poseku, maksudnya.

Ice Rink PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang