Kalo lagu di media ga bisa di puter, kalian bisa download kalau suka atau dengerinnya lewat youtube. Votenya juga jangan kelewatan!
Happy weekend!
Setelah waktu itu Sunghoon meminta izinku untuk mewakili sekolah, hubungan kami berjalan baik-baik. Aku bisa menyadari komunikasi cukup penting dalam suatu hubungan. Sedikit saja ada rasa curiga, hubungan juga bisa hancur semudah itu.
Setiap latihan dengan Kim Soojin, dia pasti membawaku. Padahal aku sudah menetapkan hati untuk percaya apapun yang dia lakukan dengan Soojin. Tapi dia tetap memegang tanganku saat memasuki ruangan dan menyuruhku menunggunya selesai latihan di pojok ruangan.
Jujur saja, aku bisa melihat Soojin bukan tipe wanita penggoda. Dia bahkan sering berbincang denganku saat waktu istirahat. Soojin ramah denganku dan malah agak cuek kepada Sunghoon. Bahkan Soojin juga sudah memiliki pacar.
Tapi, ada satu masalah!
Pelatih koreografinya itu sampah!
"Kalian harus saling menatap seperti orang yang sedang jatuh cinta."
"Sunghoon-ah. Pegang pinggang Soojin erat!"
"Lebih dekatkan lagi. Kalian adalah pasangan disini!"
"Nah seperti itu. Pantas saja kalian yang dipilih sekolah untuk ini."
Dia mengomentari gerakan Sunghoon yang canggung memegang tubuh Soojin. Aku menatap pelatih mereka dengan jijik. Siapa yang tidak canggung coba memegang tubuh lawan jenis yang bukan siapa-siapa?
Dia selalu membuat Sunghoon memegang pinggang Soojin dan membuat mereka berdekatan seperti Romeo dan Juliet. Padahal konsep mereka bukan konsep dance romantis! Aku merasa jadi babu yang menonton kisah percintaan pacar sendiri dengan teman.
"Neo nugunya? Setiap mereka latihan rasanya kau selalu disini."
Sudah kali kelima aku disini, dia bahkan baru menyadari kehadiranku hari ini. Apalagi dia menggunakan banmal kepadaku yang belum ia kenal! Ah sial, ingin sekali kutimpuk wajahnya dengan tasku yang kebetulan berat hari ini.
"Hah, aku menunggu di luar saja ya Sunghoon-ah, Soojin-ah."
"Bagus, keberadaan kau sedikit mengganggu suasana di ruang latihan. Hati-hati pulangnya bocah!"
Hahh... aku cuma bisa menghela napas kesal. Sialan pria berambut hijau aneh itu!
Sunghoon menatapku sambil melarang, tapi aku hanya bisa membalas dengan senyuman. Bukannya kenapa, sekali saja aku melihat wajah pelatih mereka itu lagi, mungkin aku benar-benar akan melemparkan tasku ke mukanya. Akhlaknya kurang, apalagi kemampuannya.
Aku membuka pintu dan menutupnya dengan sedikit keras. Hatiku masih terasa kesal membayangkan dia mengataiku merusak pemandangan atau apalah itu. Apa seharusnya aku katakan saja aku pacarnya Sunghoon?
Aku menyenderkan punggungku ke pintu sambil menatap langit-langit koridor sekolah yang mulai menguning. Hahh... bukan dia saja yang sampah. Sekolah ini juga. Kenapa mereka tidak bisa memberikan pelatih yang professional sih?
Aku menutup mataku sambil mendengar napas yang masuk dan keluar bergantian melalui hidungku. Setelah sedikit tenang, aku kembali membuka mata.
"Tidak masuk?" Tanya seorang lelaki yang kutahu sebagai Choi Yeonjun. Pacar Kim Soojin yang kaya dan keren. Bukannya bagaimana, jam tangan Gucci dan hp dengan tiga kamera yang dibawanya itu sudah menggambarkan seglamoran dia.