Geser medianya dan play lagunya jangan lupaa <3
Sepertinya sesekali aku harus memaki dan mengadukan Jongsaeng kepada appa! Sore ini dia mengajakku pergi ke ice rink lagi untuk melihat pertandingan Sunghoon. Padahal biasanya ia akan mengajak Jake kemanapun, hari ini ia malah memaksaku ikut yang masih memakai hoodie dan baggy pants untuk di rumah.
Mungkin Jongsaeng bisa memenangkan peringkat kakak tergila dan tertega tahun ini. Jika sekarang di rumah, mungkin aku sudah memukulnya dengan panci eomma atau aku sudah mendandaninya dengan peralatan make up Chaeyoung eonni. Dia benar-benar tidak berakhlak. Bisa-bisanya dia menyeretku ke sini tanpa menyuruhku bersiap.
"Ya, Sunghoon akan kesini!"
"Shut the fuck up! You made me feel ugly now," kali ini aku benar-benar tidak bisa mentoleransi prilaku gila Jay. Dia kira aku secantik itu sampai pergi dengan wajah berminyak tanpa persiapan seperti ini? Apalagi untuk menemui lelaki tampan bernama Sunghoon ini, gila saja aku pergi dengan wajah berminyak habis bangun tidur seperti ini.
"Annyeong, yaedeul-ra!"
Suara Sunghoon sudah berada tak jauh dari tempat kami duduk. Aku mengeratkan hoodieku di kepala dan memakai maskerku dengan malas. Aku benci memakai masker, aku terlalu mudah sesak napas. Tapi aku lebih benci terlihat jelek. Mana mungkin buruk rupa disandingkan dengan pangeran kan?
"Padahal aku sudah bilang kalian tidak perlu datang," ujung mataku sesekali melirik ke arah kaki yang berbalut celana kain hitam itu. Dia sudah berada di depan kami. Itu membuatku merasa canggung. Belum seminggu kami berkenalan, tapi aku merasa berdosa merasa dekat dengannya.
"Yura ngotot menemaniku. Jadi ya sudah, terpaksa kubawa."
Aku menatap Jongsaeng dengan tajam. Ingin sekali kucekik, tapi dosaku nanti semakin banyak. "What the fuck are you talking about? I never mean to be here, with you."
"But you keep following me right?"
"You dragged me, bitch!"
"Yamete, baka. Atode ie de hanashimasu."
"Shine!"
Aku memaki. Dengan bahasa asing tentu saja. Tapi aku yakin setidaknya mendengar kata-kata kasar yang kuucapkan. Ah, aku kangen Rose eonni. Gara-gara Rose eonni kuliah di luar negeri, Jay semakin gencar mempermalukanku.
"Eumm, everybody shitdown pleaseu," aku menoleh ke arah sumber suara. Sunghoon barusan berbicara, dia sekarang menggaruk tengkuknya malu.
Aku langsung terkekeh. Sunghoon luar biasa. Dia memperbaiki moodku dalam sekejap. Sekalipun bahasa inggrisnya seperti itu, aku mengetahui niat baiknya. Setidaknya Sunghoon bisa menyiram bara api yang hampir saja kulampiaskan kepada Jongsaeng.
"Makanya kau diam, dasar bodoh," Jay mengutukku setelah kami berdua kembali duduk. Dasar lelaki itu, tidak mau sekali mengalah padaku.
Aku berdecak kesal. Percuma sih berbicara dengan orang bodoh. Pasti dia akan berbalik mengataiku bodoh.
Sunghoon duduk di sebelahku dengan balutan celana kain dan kemeja putihnya. Apalagi celana kain semakin membuat kakinya terlihat jenjang. Wajah putihnya juga sepertinya sudah diberi polesan foundation terlebih dahulu. Kan, dia saja berdandan dulu, aku jadi insecure.
"Aku tampan ya?"
Tiba-tiba Sunghoon menoleh saat aku memperhatikan wajahnya. Dia kelihatan percaya diri sekali, cih. Dia sempat tersenyum menampakkan giginya sambil mengusap rambutnya dari depan. Waduh, damagenya.