‧͙⁺˚*・༓☾ Chapter 06 ☽༓・*˚⁺‧͙
Somewhere in the distance.[ please play the mulmed ]
Suara bayi yang baru lahir di dunia dengan isakan bahagia tenggelam dalam fajar yang datang terlalu cepat. Di sudut jatuhnya sembilu, isakannya menggema menjadi nestapa yang mencumbui sukma. Gema-gema nestapa yang tak pernah terbungkam, mengantarnya pada cahaya yang memanggil satu nama—Harsa.
Cahaya itu menyeluk iris mata hingga menjelma menjadi gulita yang menyisakan sesak. Selepas denting, suara air yang mengetuk atap rumah mampu membangunkannya dari gulita yang membelenggu jiwa.
Tepat saat iris mata itu terbuka, Zoey menyadari dia berada di kamar. Ruangan itu benar-benar hening bahkan sampai suara detak jantungnya mampu terdengar.
Zoey beranjak lalu memijat pelipisnya yang terasa pening. Dahinya penuh dengan bulir keringat dingin.
Zoey memutuskan untuk mengambil air minum di dapur karena jantungnya yang masih berdegup dengan cepat. Tepat setelah dia meneguk air putihnya, sosok tak asing hadir di depannya. "Tumben Mama udah bangun pagi-pagi ini."
Tanpa menjawab, gelas yang digenggam Zoey terhempas hingga menjadi serpihan kaca di lantai. "Aduh, Ma, hati-hati dong."
Tubuh Zoey membeku beberapa menit dengan cowok menatapnya dengan tatapan khawatir. Bahkan suara panggilannya tidak mampu membuat dirinya tersentak.
Tubuhnya yang membeku perlahan melemas namun Zoey memegang ujung bufet dapur sebagai tumpuannya. "Ma ... are you okay?"
Mengabaikan serpihan kaca, kaki polos Zoey menghampiri. Pandangannya tak lepas dari garis asimetris yang membentuk rahang kuat. Tangannya perlahan meraih wajah yang penuh tahi lalat yang membentuk konstelasi ursa minor. "Harsa?"
Dengan sedikit bingung, dia membiarkan Zoey menyentuh wajahnya. "Mama kenapa sih?"
"Ini k—kamu ... Harsa?"
"Emang Mama punya anak lagi selain aku?" Harsa menyahut. "Mama dulu pernah main debus ya?"
Mengabaikannya, Zoey berhambur dalam pelukan yang erat. Di balik pelukan itu, tubuh Zoey gemetar dengan isakan yang terdengar tanpa kata yang mampu terucap. Yang Zoey inginkan hanya lah mendekap anak itu dengan erat, seakan tidak mengizinkannya untuk pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Weight of Our Days
Fiction générale❞Karena patah hati terbesar orang tua adalah kehilangan anaknya.❞ Di antara malam, kehilangan, dan di sudut jatuhnya sembilu, isakannya menggema menjadi nestapa yang mencumbui sukma hingga terasa sesak. Gema-gema nestapa yang tak pernah terbungkam...