Chapter 05; The Boy In The Middle of The Night

887 214 168
                                    


‧͙⁺˚*・༓☾ Chapter 05 ☽༓・*˚⁺‧͙
The boy in the middle of the night.

[ please play the mulmed ]

Di hari senin untuk memulai hari yang baru, Zoey terpaksa harus dipulangkan lebih awal karena keadaannya kacau saat berada di lingkungan kantor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di hari senin untuk memulai hari yang baru, Zoey terpaksa harus dipulangkan lebih awal karena keadaannya kacau saat berada di lingkungan kantor. Dengan sembilu yang masih menggerogoti hati dan jiwanya, Zoey menyusuri tanah yang berhamparan batu nisan.

Tepat di batu nisan bertuliskan Giovanno Harsa Servarius, Zoey menghentikan langkahnya dan menatap makam anaknya yang tersisa bunga kering karena kemarin dia baru saja berkunjung. Zoey berjongkok lalu tangannya membuka kotak kue ulang tahun yang dia beli di toko kue saat perjalanan tadi.

Dengan menyalakan api di atas lilin angka empat dan lima, Zoey tersenyum tipis. "Hari ini ... Mama ulang tahun. Kamu nggak lupa kan, Sayang?"

"Tahun lalu, Mama ingat kamu bawain kue ulang tahun tengah malam ke kamar Mama, tapi Mama malah nyuruh kamu pergi tidur soalnya Mama capek baru kelar meeting." Zoey tersenyum getir. "Tahun ini ... Mama ngerayain ulang tahun sendirian."

Zoey memejamkan mata untuk memanjatkan doa yang diselimuti harapan. Waktu terasa terhenti karena harapan itu menjelma menjadi angan-angan yang renta.

Asap putih akibat lilin yang telah padam, melebur bersama desah daun-daun luruh. Mata itu pun kembali terbuka.  "Harsa ...." Tangan Zoey mengusap batu nisan itu. "Maafin Mama karena belum bisa mengikhlaskan kamu pergi."

Desah desuh pepohonan menerbangkan sisa perih kenangan pada batas yang memisahkan antara harapan dan keputusasaan. Yang membuatnya kembali menangis bukanlah rindu, melainkan keputusasaan atas sembilu yang tak pernah bungkam.

۰˚☽ The Weight of Our Days ۰˚☽

Dengan pandangan yang sedikit memburam, Zoey melajukan mobilnya membelah jalanan yang tampak sepi karena sudah larut malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan pandangan yang sedikit memburam, Zoey melajukan mobilnya membelah jalanan yang tampak sepi karena sudah larut malam. Tenggorokannya terasa panas dan tubuhnya pun terasa panas akibat pengaruh alkohol yang dia cicipi. Dengan lagu Mad Sounds – Arctic Monkeys yang memenuhi seisi mobil, mobil itu kembali menuju rumah.

The Weight of Our DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang