‧͙⁺˚*・༓☾ Chapter 09 ☽༓・*˚⁺‧͙
Fluorescent Adolescent.[ play mulmed ]
—Lapak absen—
Yuk, absen dulu kayak biasa! Btw kalian tadi makan malam apa? Aku makan mie ayam😝Fajar terjatuh tanpa suara pada patio minimalis di kediaman keluarga Servarius. Harsa yang masih asik berkelana pada taman mimpi, merasakan suara lembut yang memanggilnya. "Harsa, bangun yuk."
Sang pemilik nama hanya menggumam tak jelas. "Harsa anak Mama yang ganteng, ayo bangun. Nanti telat lho."
"Em—lima menit lagi," sahut Harsa yang masih enggan membuka matanya. Dia masih berlindung di bawah selimut.
"Nggak boleh. Ayo bangun, ini matahari udah mulai muncul." Zoey menarik tubuh anak laki-lakinya sekuat tenaga hingga beranjak duduk. Dia menepuk pipi Harsa. "YUK BANGUN YUK!"
Harsa seketika menutup telinganya karena pekikan mamanya yang menganggu. "Iya, iya! Nih bangun!"
"Susah banget sih dibangunin!" Zoey mendesis kesal. "Mama udah mandi nih. Tinggal ganti baju sama bikin sarapan. Sana mandi."
Harsa masih bergeming disusul matanya perlahan menutup karena berat. Namun dengan cepat Zoey membuka mata itu hingga Harsa meringis. "Aduh, iya-iya ini mandi! Galak banget!"
"Kalau nggak galak, bukan Mama namanya! Buruan mandi!" Zoey beranjak keluar. Namun di ambang pintu, Zoey menoleh. "Mau bawa bekal apa? Sarapan apa?"
"Apa aja, yang penting Mama yang masak," jawab Harsa menguap sekilas seraya menggaruk rambutnya.
"Kodok goreng mau?"
Harsa mengernyit jijik. "Huek, nggak gitu juga! Geli."
"Tadi katanya terserah." Zoey terkekeh. "Buruan mandi!"
Zoey berlalu menuju dapur dan memulai aktivitasnya di dapur sedangkan Harsa mengabiskan waktu untuk mandi. Tangan-tangan Zoey dengan telaten meracik masakan untuk dirinya dan anak laki-lakinya.
Waktu berlalu, Harsa sudah rapi dengan seragam sekolah. Dari dalam kamar, dia mendengar suara-suara sibuk dari dapur. Setelah mematutkan diri pada cermin, Harsa beranjak keluar dengan ransel di bahu kiri.
Pandangan Harsa terjatuh pada mamanya yang masih memasak. Harsa tersenyum tipis seraya mendekati. "Mama belum kelar masaknya?"
"Sarapannya udah, tinggal bekalnya aja," jawab Zoey tanpa menoleh sedikit pun karena sibuk pada masakannya yang belum matang. "Itu kamu makan aja dulu sarapannya."
"Aku nyuci ini dulu." Harsa beralih pada wastafel di mana terdapat beberapa cucian piring, pisau, dan mangkok bekas.
Setelah mencuci piring, Harsa menuju meja makan untuk menyantap sarapannya. "Mama makan dulu aja, biar nanti bekalnya aku yang masukin ke tempat makan sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Weight of Our Days
Художественная проза❞Karena patah hati terbesar orang tua adalah kehilangan anaknya.❞ Di antara malam, kehilangan, dan di sudut jatuhnya sembilu, isakannya menggema menjadi nestapa yang mencumbui sukma hingga terasa sesak. Gema-gema nestapa yang tak pernah terbungkam...