Chapter 16; I'll Rise To Die Again

386 90 149
                                    

⁺˚*・༓☾ Chapter 16 ☽༓・*˚⁺‧͙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⁺˚*・༓☾ Chapter 16 ☽༓・*˚⁺‧͙

I'll rise to die again.

Lapak absen—

Matahari mengendap-endap, mencari celah untuk membebaskan binarnya yang berebut ingin menyinari garis khatulistiwa. Saat ini, pelajaran olahraga tengah berlangsung. Semua murid menikmati pelajaran terutama Harsa, karena dia sangat menyukai pelajaran ini. Dia bisa menghirup udara sepuasnya di ruang yang beratapkan langit pagi.

Zoey yang sedang beristirahat di tangga menuju lapangan, tampak menikmati pemandangan para siswa yang tengah bermain sepak bola. Sebenarnya, pandangan dan atensi Zoey hanya pada Harsa, si cowok yang tengah serius bermain.

Kaki yang beradu dengan merebut bola serta peluh yang membanjiri, tak membuat Harsa lelah. Justru dia merasa bahagia. Sosok Harsa yang tengah diperhatikan oleh Zoey, perlahan membiaskan menjadi puing memori silam.

Memori di mana Harsa masih berusia enam tahun. Tingginya bahkan belum mencapai pinggang Zoey. Dalam pantulan puing memori itu, Harsa tampak bermain dengan sosok jangkung yang tak lain adalah Johnny. Johnny tengah menghabiskan waktu dengan bermain sepakbola dengan anak semata wayangnya.

Zoey ingat betul, saat itu hari Minggu sehingga Johnny dapat meluangkan waktu untuk bermain bersama Harsa. Di kala itu, senja menemani keluarga kecilnya yang merajut kebahagiaan sederhana.

Terbebaskan dari puing memori silam, Zoey tersenyum getir. Matanya memantulkan kerinduan yang sulit terobati.

Zoey tersentak ketika Rendy hadir di sampingnya. Cowok itu menepuk bahu Zoey dengan botol air mineral. "Pantes aja ye, Marco demen sama lo. Kupu-kupu aja nempel terus sama lo."

Zoey mengernyitkan dahinya. "Kupu-kupu?"

Rendy menunjuk seekor kupu-kupu dengan dagunya. "Tuh, dari tadi gue pantau itu kupu-kupu ada di samping lo terus. Terbukti lo emang keturunan bidadari kali ya."

"Kok bidadari?"

"Iya, sama-sama punya sayap dan cantik."

Zoey tergeming. "Jangan sampe ada bocah lain yang naksir gue, please ...."

"Becanda. Jangan baper, gue nggak bisa tanggungjawab soalnya udah punya gebetan," timpal Rendy cengegesan. Zoey menghela napas lega karena dugaannya salah.

"Kemarin lo habis jalan sama Marco ya? Hati-hati, dia jahat. Playboy pula. Gebetannya Harsa pernah ditikung," cicit Rendy.

Tidak lagi memusingkan segala perkataan mengenai Marco, Zoey menanyakan hal lain. "Gebetannya Harsa itu yang namanya Angel ya?"

"Iya. Gebetan sejak MOS."

"Angel gimana anaknya?"

"Baik. Coba lo sapa aja dia. Pasti dia bakalan respon walaupun nggak kenal."

The Weight of Our DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang